"Ya," Keisha mengangguk. "Saya lebih memilih untuk tidak membuka bisnis di dalam mal. Lebih baik di luar saja."
"Kau yakin?" tanya Seta.
Lagi, pemuda itu mengangguk. "Saya yakin," Keisha menatap wajah Seta dengan senyuman, lalu melirik pula kepada Arni. "Dengan begini, Pak Seta dan Arni pasti mau membantu saya. Saya akan melakukan apa saja untuk mendapatkan hal ini."
"Waow…" Seta mengangguk-angguk dalam senyuman. "Aku suka anak muda yang punya kemauan keras seperti kamu itu, Keisha."
Dan ya, tentu saja Keisha tidak mengatakan bahwa sebenarnya pilihan itu adalah keputusan yang ia dapatkan setelah ia membicarakan hal tersebut bersama ayahnya. Meskipun pembicaraan itu kembali berujung dengan perselisihan di antara mereka berdua di malam itu.
Bagaimanapun, Keisha ingin terlihat mapan dalam berpikir di hadapan Seta Adiprana, lebih-lebih di hadapan Arni sendiri.
Atau, katakanlah, ini sebuah upaya dari Keisha sendiri agar orang-orang itu semakin mengaguminya.
