Keisha menggeleng, "Pertama, saya memang tidak terpikirkan hal itu tadi. Kedua, rasa-rasanya kalau saya bertanya tentang Pak Pram pada Arni, itu seperti saya tengah memata-matai beliau. Dan saya tidak suka itu."
Namun jelas, apa yang diucapkan pemuda tersebut hanyalah satu kebohongan semata. Tadi itu, Keisha bahkan sempat memastikan kepada Arni bahwa Pramudya akan berada di gedung megah itu dalam waktu yang cukup lama.
Yup!
Hasutan pikiran yang picik telah membuat pemuda itu berubah sepenuhnya. Hanya ada kesenangan dan kesenangan kini yang menjadi prioritas utama di dalam kepalanya. Dengan wanita mana pun itu, Keisha tidak peduli asalkan ia bisa melampiaskan hasratnya.
"Oh, Keisha," ujar Wilma dengan sedikit desahan halus di ujung ucapannya. "Kau memang laki-laki yang pengertian."