"Semua terlihat sudah lengkap," ujar Seta kepada Arni.
"Iya, Om," sahut Arni. "Memang tersisa dekorasi bunga-bunga hidup itu saja lagi."
Seta mengangguk-angguk. "Pekerjaan kalian memang luar biasa. Saya yakin Pak Dimas pasti bangga padamu, Arni."
"Terima kasih, Om," Arni tersenyum dan mengangguk. "Saya berharap mudah-mudah orang-orang Dubai itu cukup puas dengan apa yang telah kami lakukan di sini."
"Pasti," sahut Seta. "Mereka pasti akan puas. Kau lihat ruangan ini?" ujarnya pada istrinya seraya menggerakkan tangannya sedemikian rupa.
"Benar," ujar Anya. "Aula segi delapan ini terlihat semakin megah dan indah."
"Itu yang aku maksud."
"Oh, Tante manis sekali," sahut Arni.
Anya tersenyum. "Tidak, aku hanya mengatakan yang sejujurnya. Pekerjaan kalian memang luar biasa seperti yang dibilang suamiku tadi."
"Terima kasih."
"Tidak perlu," Anya tersenyum dan membelai pipi Arni.
"Oh iya," kata Arni kemudian. "Apakah Tante Anya akan ikut hadir nanti bersama Om Seta?"
