"Tapi yang terjadi kemudian," Arni menghela napas dalam-dalam.
Dan suara embusan napasnya itu terdengar sangat-sangat berat di telinga Keisha.
"Setelah semua hal aku berikan padanya," lanjut sang gadis. "Bahkan kehormatanku…" suara Arni terdengar serak, dan dadanya itu bergerak lebih cepat. "Aku justru melihat dengan mata kepalaku sendiri, Kei… laki-laki itu, di—dia… dia sedang bercumbu dengan gadis lain."
"Hei…"
Keisha memberanikan diri untuk menarik pelan tangan gadis itu, membuat gadis itu bersandar ke bahunya, dan mengusap-usap punggung gadis itu dengan penuh kelembutan dan perhatian.
"Kau tidak perlu bercerita hal ini kepadaku, Arni," ujar Keisha, lagi. "Tidak, jika hal ini hanya akan membuatmu menangis."