"Jadi mau dibawa ke sekolah atau makan di sini aja?" Aku kembali mengulang pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya. Jika sudah seperti ini aku tidak punya pilihan lain selain menegaskan suaraku di hadapan Nasya.
"Bekalin ajalah terus kita makannya di rooftop, bagaimana?" Aku rasa ide yang diberikan oleh Syafa bukanlah ide yang buruk untuk dilakukan. Tanpa pikir panjang aku lantas mengangguk atas ide yang diberikan oleh Syafa.
Aku sedikit mengalihkan atensiku saat Syafa berteriak meminta sepatunya pada Bi Sumi. Jika ada yang tidak bisa untuk Syafa lakukan, maka itu adalah mencoba untuk mandiri. Sejauh aku mengenal Syafa selama ini hal itulah yang paling sulit untuk dia lakukan.
"Ini, Non," ucap Bi Sumi sembari memberikan sepatu kets kesayangan Syafa yang aku belikan sebagai kado ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu.
"Terima kasih, Bi." Senyum manis yang tersungging di bibir ranum milik Syafa sungguh adalah nilai plus yang dimiliki oleh Syafa.