Chereads / Elegi Duka / Chapter 21 - Berbohong

Chapter 21 - Berbohong

Yana lantas merogoh handbagnya lalu mengeluarkan sebuah undangan dengan inisial M dan juga G  di sampul depannya. 

Melihat inisial dari undangan tersebut membuat Surya tampak kesulitan untuk sekedar meneguk salivanya. M apakah itu Mentari dan G apakah itu Gerhana? Tidak ini pasti bukan undangannya. 

Surya memang tidak sedikit pun ikut andil dalam persiapan pernikahannya yang akan diselenggarakan di kota dengan julukan Bandung tersebut. Semua persiapan mulai dari hal terkecil sampai terbesar dia serahkan pada Mentari, tugas Surya hanya membiayai buka mengurusi. 

Surya sampai memberikan black cardnya pada Mentari untuk dia gunakan dan sampai saat ini Surya tak menemukan ada transaksi yang mencurigakan. 

"Teman kamu nikah di Bandung juga?" tanya Surya dengan terbata-bata. 

"Juga?" Surya lekas menutup mulutnya rapat-rapat saat dia kini menyadari kalau dia hanya salah ucap dan Yana adalah orang yang sangat teliti. Tentu saja kata juga yang diucapkan Surya telah dia underline secara tegas. 

"Maksudku, teman kamu orang Bandung juga?" Koreksi yang diucapkan oleh Surya tidak serta merta dipercaya oleh Yana. 

Surya tahu bahkan sangat tahu kalau setelah ini akan ada pertanyaan yang beranak cucu dari bibir ranum sang kekasih. 

Jangankan menjawab dengan iya atau tidak, sekedar berdehem saja sangat enggan Yana lakukan. Karena hal itu juga Surya harus memutar keras otaknya agar wanita yang pernah bekerja sebagai personal assistant untuknya mau mempercayai ucapannya. 

Yana menilik jauh ke dalam dua manik mata Surya, mungkin saat ini adalah cara yang tepat untuk Surya mengasah kemampuan aktingnya di hadapan Yana. Jika Yana memiliki telepati tinggi, maka Surya memiliki kemampuan akting yang mampu membuat semua orang mempercayainya. 

"Kamu beneran? Kamu nggak bohong 'kan?" tanya Yana dengan nada penuh sendu karena yang dia temui di dalam dua manik mata Surya hanyalah pancaran penuh kejujuran. Kalau Surya memang jujur, lalu kenapa hati Yana seakan gamang untuk mempercayainya. 

"Memangnya aku pernah bohong sama kamu?" Alih-alih menjawab pertanyaan Yana, Surya justru balik bertanya pada Yana sembari menangkup sebelah pipi Yana dengan sangat lembutnya. Sentuhan dari Surya memang selalu membuat sekujur tubuh Yana menjadi tremor. Hal yang tak pernah sekalipun dia rasakan saat bersama dengan Hilal Haidar Maulana, sang suami. 

Antara Yana dan Hilal memang tak ada cinta, rumah tangga mereka hampa. Apalagi hal itu diperburuk ketika sampai 4 tahun mereka menikah belum ada buah hati yang mewarnainya. Lengkap sudah nelangsa dalam bahtera rumah tangga Yana dan Hilal. 

"Oke aku percaya, tapi--"

"Tapi apa?" sergah Surya dengan sangat cepat. Wajahnya mulai pias saat melihat ada ketegangan yang terlukis jelas di raut wajah wanita yang selama setahun ini telah menjadi teman ranjangnya. 

"Tapi ingatlah satu kebohongan akan diikuti oleh kebohongan lainnya untuk menutupi kebohongan pertama."

DEG~~~

Bulir peluh langsung keluar menghiasi kening Surya, akralnya pun ikut mendingin karena ultimatum tegas yang diucapkan oleh seorang Chayana Aurellia. 

Kejujuran adalah gerbang dari semua kebaikan. Sementara kebaikan adalah jalan menuju ketenangan hidup. 

Sebaliknya, kebohongan akan mendatangkan kegelisahan jiwa dan menjerumuskan ke dalam perbuatan dosa. Berusahalah untuk selalu jujur dalam setiap perkataan juga perbuatan, meskipun akibatnya akan terasa pahit. Jangan pernah mencoba untuk berbohong dalam waktu sekali. Karena sekali saja kamu mencoba berbohong, kamu akan sulit lepas darinya. 

"Kenapa diam?" tanya Yana dengan nada yang mulai santai ketimbang tadi yang sudah hampir menyamai kanebo kering. 

Hal sebaiknya justru diperlihatkan oleh Surya. Apa yang dikatakan oleh Yana beberapa saat yang lalu jelas saja membuatnya bagai sedang tertampar dengan sangat kuat. 

Bohong kalau Yana tak tahu, dari raut wajah Surya yang dijungkir balikkan secara paksa jelas saja membuat kecurigaan dalam diri Yana semakin bertambah. 

"Mas … tugasku hanya mencintaimu dengan sebaik mungkin, perkara kamu bohong atau tidak itu urusanmu dengan Tuhan." 

Lemas sudah seluruh tubuh Surya, terlintas tanya dalam benak Surya kenapa Yana mendadak pedas dalam berkata-kata? 

Tapi Surya tahu bahkan sangat tahu bagaimana caranya agar Yana mau kembali melengkungkan senyum renjana di bibirnya. 

Tanpa banyak berbasa-basi Surya lekas membawa Yana masuk ke dalam dekapnya mungkin penyebab wanita itu kini menjelma menjadi singa garang adalah kurangnya kasih sayang dari Surya sejak beberapa saat yang lalu. 

"Aku nggak akan pernah bohong sama kamu. Kamu yang paling mengenalku, kamu tahu semua tentang aku. Hatiku cuma untuk Chayana Aurellia seorang." 

BINGO!!!

Raut wajah Yana lantas memerah laksana kepiting rebus hanya karena gombalan maut yang diberikan oleh Surya. 

Masalah selesai? Tentu saja tidak, Surya masih menyimpan segurat tanya dalam benaknya tentang siapa pemilik inisial M dan G dalam undangan pernikahan yang diberikan oleh Yana. 

"Jadi?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Surya jelas saja membuat Yana sukar untuk mengartikannya. 

Kening Yana berkerut bagaikan kulit jeruk, dia menggaruk keningnya yang sama sekali tak gatal tersebut. Pertanyaan yang sangat ambigu untuk Yana artikan sendiri. 

"Siapa teman kamu yang akan menikah ini?" tanya Surya sambil menunjuk undangan yang tergeletak asal di atas meja. 

Yana hanya ber-oh, mimik wajahnya terlihat sangat tenang tak ada beban sedikit pun yang dia pikul. 

"Mega Adista Clarisa dan Genta Adi Kesuma." Kedua manik mata Surya sontak membola dengan sangat sempurna saat mendengar kalau yang akan menikah itu adalah salah satu temannya saat dia masih berseragam putih merah dan juga putih biru, Genta Adi Kesuma. 

Bersambung ....