"Mama akan melakukan apa pun sampai kamu bisa maafin mama, Put. Tapi, apakah ini belum cukup?" wanita itu menatap wajah anaknya dengan penuh harap.
Putri hanya diam memalingkan wajah dengan mata yang berkaca-kaca. Sesekali ia menghapus air matanya yang mentes menggunakan tangannya dengan cepat. Hati kecilnya tak mau seperti ini tapi ia tak sanggup melawan ego dan kekesalannya yang memuncak pada sang mama. Ia tau kalau ini salah, ia tak perlu begini. Namun, tiap kali ia ingin bersikap baik dengan sang mama, selalu saja ego lebih menang dalam dirinya hingga ia tak jadi melakukannya.
Tapi, kembali lagi. Seperti yang kita tau, Putri bersikap seperti itu bukan tanpa alasan.
Dua hari berada di satu atap bersama dengan sang mama benar-benar membuat suasana menjadi kaku, asing dan dingin. Kalau bukan karena permintaan bu Siti, mungkin Putri takkan sudi melakukan hal ini.