"Maksudnya apaan ini?" Arasha langsung saja melemparkan ponselnya ke arah Tania. Gadis itu kini berdiri di hadapannya denhan wajah angkuh tanpa rasa bersalah sedikitpun. Dia bahkan sempat-sempat nya mengulum senyum sinis tanpa bisa menghargai Arasha. Padahal, Arasha sangat dirugikan di sini.
"Maksudnya apa? Aku hanya bahas fakta di sini. Fakta bahwa kamu adalah pelacur yang suka menggoda Arland." Kata Tania, mempertegas.
Dia bahkan menambahkannya seolah tak puas. "Kamu lulusan kuliah baru kemarin-kemarin tapi udah ada di posisi setinggi ini. Bahkan, posisi pertama kamu aja udah bagus padahal sebelumnya kamu gak ada pengalaman kerja sama sekali. Jadi, kemungkinan yang ada cuman satu. Kamu pelacur Arland, atau… kamu pakai orang dalam. Dan kayaknya, pelacur Pak Arland lebih logis sih. Secara aku perhatiin kamu sering gak ada di kantor dan bertepatan sama Pak Arland juga yang gak ada di kantor."
