"Riel? Lo masih sering ketemu sama Riel?" Arland mendengarnya. Siapa juga yang tidak dengar jika di posisi Arland? Berada dekat dengan Arasha yang bicaranya cukup kencang.
Oke, Arasha menyesali ucapannya sendiri. Dia merutuki dirinya karena keceplosan. Bahkan, dia sampai mencubit bibirnya yang bengkak akibat dilumat oleh Arland. Dia mencubitnya dengan maksud menghukum dirinya.
"Enggak." Arasha mengelak.
Arland memicingkan mata, memutar tubuh Arasha secara paksa agar mau menghadapnya. "Gue gak budek, Arasha!" Desisnya.
Arasha panik sendiri. Dia menelan ludahnya, tak ada pilihan selain menjawab jujur. "Ya, gue emang… masih berhubungan sama Riel." Jawabnya ragu.
Arland mengepalkan tangan kuat-kuat, menghentak Arasha tanpa sadar sampai gadis itu terjatuh dari atas ranjang.
Brak!
"Aw! Sakit, Land!"