"Land? Kamu ngelamun?!" Arland tersentak mendengar suara Arasha yang menyadarkannya akan masa lalu mereka. Pria itu tersenyum lebar, memeluk Arasha lebih erat lagi.
"Sa, gue kok sayang banget ya sama lo?" Bisiknya. Arasha tertawa kecil. Dia merasa geli mendengar Arland tiba-tiba galau seperti itu.
"Udah ah jangan banyak ngomong. Kita harus ke dokter Irma hari ini buat cek kandungan." Arasha berusaha melepaskan dekapan Arland. Akan tetapi, Arland menolaknya.
"Bentar doang… masih banyak waktu tau Sa! Bentar ini loh. Suaminya mau manja-manja an dulu." Arland masih mencekal kuat tubuh Arasha. Dia merayap turun, memposisikan wajahnya di hadapan perut Arasha.
Melihat perut sang istri yang sedikit membuncit, Arland tersenyum lebar. Menggemaskan sekali istrinya ini. Diangkatnya kaos yang Arasha kenakan, memperlihatkan perut buncit itu secara langsung.