Arasha tidak main-main soal apa yang dia katakan. Malam ini, Arasha mengunci Arland dan Azriel di kamar yang sama. Gadis itu sepertinya sangat bersemangat menjalankan hukuman untuk suami dan putranya.
Tanpa dia ketahui, di dalam sana hening tanpa suara. Baik Arland maupun Azriel tidak ada yang mau buka mulut. Keduanya sama-sama bungkam dengan mata yang berbicara.
Ya, tatapan keduanya begitu tajam. Bengis dan menyeramkan. Dua pasang mata berwarna biru safir itu sedang saling pandang satu sama lain.
Mereka mengungkapkan kebencian mereka hanya melalui tatapan mata.
"Pokoknya Riel gak mau seranjang sama Om! Om bobo di lantai!" Teriak Riel, susah payah naik ke atas ranjang.
Sebelum Riel sampai di atas ranjang, Arland mendahuluinya. Dia berbaring di sana dengan kedua kaki yang lurus, tampak angkuh. "Siapa cepat dia dapat. Makannya cepet gede biar gak usah susah-susah naik ke kasur." Sahut Arland, meledek Riel yang hampir menangis.