"Gak usah kamu pikirin si brengsek itu. Paling nanti pulang mabuk." Dylan mencoba menenangkan Arasha. Pria tampan tersebut berniat mengusap punggung Arasha, namun perempuan tersebut seketika menghindar. Entahlah, itu hanya reflek semata. Seolah tubuhnya spontan melakukan itu.
Mengerti apa yang Arasha rasakan, Dylan segera meminta maaf. "Maaf. Gak bermaksud. Aku anggap kamu sebagai sahabat. Gak lebih."
"Ya, begitupun dengan aku."
Keduanya sama-sama diam, menatap Riel yang sudah tidur nyenyak dalam pangkuan Arasha.
Semakin Dylan memandangi Riel, semakin dia sadar kalau Riel adalah putra kandung Arland. Karena sungguh, melihat Riel kecil seperti melihat Arland saat kecil.
"Riel mirip banget sama Arland. Kok bisa ga dia gak ngerasa kalau Riel mirip?" Gumam Dylan.
Arasha jadi teringat hari itu. Saat menemukan Arland terluka oleh cermin. Dan di sana dia melihat ada foto masa kecil Arland.