Riana pun bersembunyi ditiang penyangga tak jauh dari tempat Adam yang tengah berbidiri tersebut.
Dengan perlahan Riana pun melongokkan kepalanya kearah Adam dengan hati-hati karena takut ketahuan oleh guru bk itu.
Bukannya Riana takut sebenarnya dengan Adam malah dirinya sama sekali tak merasakan ketakutan apapun pada Adam walaupun pria tersebut marah-marah tepat dihadapannya.
Dengan perlahan Riana pun melongokkan kepalanya dan melihat arah pandang Adam yang ternyata terdapat seseorang yang tengah bersembunyi dengan sangat apik disudut sebuah atap bangunan tersebut.
Mungkin orang lain tak akan mengetahui persrmbunyian dari sang penyamar karena pintarnya seseorang yang Riana yakini adalah seorang laki-laki tersebut.
Dialihkannya lagi pandangan Riana kearah Adam dan Riana pun baru saja menyadari bahwa sedari tadi tepat ditelinga kanan Adam terdapat sebuah microphone yang mungkin menjadi sarana untuk keduanya saling berkomunikasi satu sama lain.