Arya membuka mulut lebar-lebar, mengeluarkan hembusan napas dari mulut dan mengarahkannya ke Sherla. Spontan Sherla mengangkat kedua tangannya guna menutupi bau tak sedap dari mulut Arya.
"Ih, jijik! Napasmu bau banget. Sudah berapa tahun kau enggak sikat gigi?" ujar Sherla sambil menekan kedua lubang hidungnya.
Arya menghembuskan napas dari mulut sekali lagi. Kali ini ia menggunakan tangannya sebagai perantara untuk memastikan apakah napasnya benar-benar bau atau tidak. Arya mengernyitkan dahinya, memandang rendah kakak sepupunya.
"Lebay. Napasku aja enggak ada bau apa-apa."
"Berisik!" bentak Sherla geram. Saat ini kedua orang tua Arya masih tertidur pulas di kamar yang terkunci.
"Ssst! Jangan teriak-teriak! Kau mau ayahku marah-marah? Lagi pula saat aku bernapas di mulut memang ada bau alkohol? Enggak kan?" tanya Arya merasa dirinya tak bersalah sedikit pun.