Setelah mereka memasukkan barang bawaan dan tas ke dalam bagasi mobil, mereka pamit pada ayah dan ibunya Salsa, lalu berdiri di depan pintu mobil sambil menentukan siapa yang akan duduk di depan dan siapa yang akan duduk di belakang.
"Di antara, kalian siapa yang mabuk kendaraan? Harus jujur, ya. Awas saja kalau sampai muntah di mobil. Ini mobil milik kantor ayahnya Salsa. Dengan kata lain, ini adalah mobil pinjaman," ujar Fira matanya terbuka lebar. Namun beberapa detik kemudian, tak ada siapapun di antara mereka yang mau mengaku hingga Fira kesal sendiri menunggunya.
"Kalau memang enggak ada, aku akan tentukan tempat duduk kita."
"Hei, kenapa kau yang menentukan? Memang mobil ini milikmu? Serahkan saja pada Salsa, ini mobil kantor ayahnya. Jadi ia berhak, dong!"
"Eh, kenapa harus aku?" Salsa yang tak ingin terlibat, tahu-tahu ditunjuk begitu saja oleh Fajar.
***