Chereads / Ketika Cintamu Bersemi di Bulan April / Chapter 3 - Hari Sebelum Pertemuan

Chapter 3 - Hari Sebelum Pertemuan

Dunianya menjadi gelap,'Apa aku akan mati?'

Yoshimura segera menutup matanya, dia tidak terbangun lagi, napasnya masih normal tapi ....

Seorang gadis di dekatnya itu menangis, air matanya membasahi wajah Yoshimura.

Walaupun dia menyentuhnya bermaksud membangunkannya dengan menggerak-gerakkan sedikit tubuhnya, percuma ... Yoshimura tidak bisa membuka matanya lagi ....

Begitu dirasa pembulian ini selesai dengan memakan satu korban, beberapa anggota geng pembuli ini mulai berlari menyembunyikan diri, sebisa mungkin mereka keluar sekolah untuk membolos.

"Oi tunggu!" beberapa murid laki-laki yang tidak tega melihat perilaku mereka yang keji saat itu hendak mencegahnya keluar sekolah dengan mengejarnya tapi, sudah terlambat!

Beberapa guru akhirnya turun tangan sejak melihat ada korban pembulian terluka parah ini.

Kabarnya dulu memang ada korban pembulian pertama, gadis bernama Mei dan terkena serangan mental, dia sudah jarang masuk sekolah dan di kelasnya dia sering dikira hantu begitu kembali masuk.

....

Guru kesehatan segera memanggil ambulans, dan sambil menunggu ambulans datang, beberapa petugas medis sekolah membalut luka Yoshimura yang ada di kepalanya hingga berdarah itu, guna mencegah banyak darah keluar.

Yoshimura segera dilarikan ke rumah sakit.

Tadinya pihak sekolah yang akan bertanggung jawab akan anak laki-laki pindahan yang dirasa cukup malang ini. Tapi, seorang gadis yang telah diselamatkan oleh anak laki-laki itu bermaksud untuk menolongnya seorang diri, dia beserta keluarganya akan bertanggung jawab untuk kesembuhannya.

Karena takut memakan korban lagi, sang guru wali kelas mencoba memanggil wali murid siswa yang jadi korban pembulian saat ini untuk memberikan pengertian pada putrinya untuk selalu hati-hati pada mereka (para geng pembully) dan menyuruhnya untuk menjauhinya. Pihak sekolah juga memberi penjelasan bermaksud agar nantinya wali murid tidak salah paham dengan tingkah para pembully itu. Para guru sebenarnya sudah memperingatkannya tapi, tidak berhasil juga, terutama mereka tidak punya hak untuk mengeluarkan mereka dari sekolah ini.

Memang, sudah biasa geng itu selalu membully anak yang pandai dan juga anak pindahan, alasannya hanya satu yaitu mencari sensasi dan ingin diakui kalau mereka yang paling kuat di sekolah tersebut.

Terlebih lagi, salah satu dari mereka adalah cucu kepala sekolah ....

Mau tak mau, mereka memakluminya.

Kepala sekolah kali ini tidak bisa diam saja begitu sudah ada korban pembulian kedua hingga terluka parah. Kalau saja anak yang dibully itu mati, siapa lagi yang akan disalahkan kalau bukan kepala sekolahnya?

Sebenarnya membully itu boleh asal tidak keterlaluan dalam hal misalnya mengejek untuk memotivasi orang lain atau dalam hal beradu kekuatan untuk menjadi kuat tapi, tindakan cucunya ini sudah kelewatan! Tidak lebih buruk dari tindakan preman.

Mulai esok hari, cucunya bersama dengan para geng pembully diberi hukuman untuk tidak datang ke sekolah!! Dia juga memberi peringatan kalau sampai ketahuan membully lagi, mereka tidak akan naik kelas! Kali ini dia memberi ketegasan!

Kepala sekolah juga sudah mempertimbangkan tingkah laku cucunya ini pada anaknya, dan mereka setuju. Selama ini memang cucunya kurang pengawasan dari orang tuanya.

Sungguh cucu yang bandel!

"...."

Kepala sekolah juga mencoba melihat kondisi Yoshimura yang saat ini masih terbaring lemah di rumah sakit dengan bantuan selang oksigen, dia berharap anak laki-laki pindahan ini tidak akan mati. Dia berdoa dari dalam hatinya dan memohon dengan sangat pada sang pencipta sambil mengelus kening anak laki-laki pindahan yang telah dibalut perban itu.

Gadis manis yang merasa bertanggung jawab itu menemaninya hingga tertidur di dekatnya.

Kepala sekolah datang bersama wali muridnya, dan tentu saja orang tua dari gadis itu berkaca-kaca melihat anaknya yang tampak baik-baik saja di sana, "Syukurlah ...." Ucap sang wali murid laki-laki yang perlahan melangkah mendekati anaknya yang tertidur pulas di dekat Yoshimura.

Wali murid perempuan alias ibunya, mengikuti suaminya melangkah dan mengelus kepala anaknya yang tampak baik-baik saja.

Tapi, sang gadis itu segera terbangun begitu merasakan sentuhan dari kedua orang tuanya.

Tentu saja, begitu menoleh, sang gadis segera memeluk erat kedua orang tuanya ....

Dia adalah gadis yang sangat rapuh yang tampaknya pantas untuk dilindungi Yoshimura.

Sehari setelah kejadian itu ....

Yoshimura belum sadar juga ....

Dia adalah orang asing di kota ini tapi, seorang laki-laki yang merupakan walinya rela mendampinginya sejak kemarin, sementara sang gadis itu sudah tidak lagi menunggu Yoshimura. Dia sudah pulang sejak malam bersama kedua orang tuanya, dan untuk menjaga rasa takutnya ketika masuk ke sekolah lagi, dia izin untuk tidak masuk sekolah selama 1 hari.

Kini Yoshimura hanya ditemani oleh seorang laki-laki yang tampak seperti seorang ayah dan rupanya dia adalah sang pemilik kontrakan di Osaka. Lalu beberapa saat yang lalu datang seorang kenalan Yoshimura dan sang pemilik kontrakan itu, namanya pak Takizoe.

Alasan pak Takizoe datang ke rumah sakit menjenguk Yoshimura adalah karena dia adalah ayah dari teman anaknya ini. Pak Takizoe sebenarnya memiliki anak bernama Fukube yang waktu itu dia mendadak sakit. Rumahnya tidak jauh dari kontrakannya Yoshimura dan dia adalah orang pertama yang mengenalkan Yoshimura pada pemilik kontrakkan tersebut.

....

Hari itu, saat pertama kalinya Yoshimura pindah ....

Selama 2 jam perjalanan di kereta dari Tokyo ke Osaka, Yoshimura yang tadinya tertidur pun mulai terbangun. Dia sudah melihat dari kaca jendela Osaka dengan mata sipitnya yang masih sayup itu ....

Daerah yang ada di sana sudah berbeda.

Dia tahu, dia sudah tidak ada di Tokyo lagi.

Mungkin tak lama lagi, dia akan segera tiba di Osaka dan tepatnya di Shin-Osaka tempat pemberhentian Shinkansen itu.

Perlahan mata sayupnya mulai terbuka dengan tubuh yang menggeliat dengan tangan ke atas sambil menguap. Hari sudah mulai siang dan tinggal beberapa menit lagi dia tiba.

Kenapa begitu Yoshimura sudah hampir tiba di Osaka malah memikirkan mereka semua yang ada di Tokyo? Padahal dia sudah ingin melupakan hari-hari yang dirasa menyebalkan itu.

"...."

Yoshimura hanya ingin hidup senormal mungkin.

Dia mempunyai rencana untuk tinggal di daerah terpencil atau kota kecil di luar kota yang sekiranya tidak begitu terkenal supaya dapat menyembunyikan identitasnya.

Dia merasa wajahnya yang pas-pasan dan gampang diingat itu bakalan sulit untuk dilupakan oleh seseorang yang sudah pertama kali melihatnya dengan sungguh-sungguh.

Sebelum turun dari kereta, Yoshimura menghela napas panjang dengan wajah malasnya, dia begitu gelisah, dari sekarang dan seterusnya ....

Dan mulai hari ini ....

Ini adalah hari di mana dia harus bisa bertahan hidup sendiri, dan dia ingin mencari jati dirinya yang baru.

________

Begitu kereta berhenti, dia menurunkan kaki kanannya dari pintu gerbong kereta yang sudah terbuka di depan stasiun. Sambil melihat luasnya langit biru di musim semi dalam hatinya dia berkata, 'Ya, inilah hidup baruku!'