Chereads / Ketika Cintamu Bersemi di Bulan April / Chapter 2 - Pertemuan Bagian 2

Chapter 2 - Pertemuan Bagian 2

"Hei, apa kau baik-baik saja?" Yoshimura bertanya untuk memastikan keadaan sang gadis itu, keduanya saling padang dalam diam.

"...."

________

Yoshimura kemudian mengingat dirinya yang kelam, jauh sebelum dia ke Osaka ....

Dia hanya bisa berkata dalam dirinya, 'Aku memang sudah ingin berubah dan tidak ingin kembali ke kehidupan lama di mana hidup hanya untuk berkelahi karena aku adalah bukan seorang anak laki-laki. Tapi, kali ini berbeda ....'

'Aku menjadi tidak tega saat melihatnya, aku harus bertarung dengan segenap kekuatanku untuk melindunginya, melindungi satu-satunya perempuan yang ternyata tulus menerima hidupku ....'

****

Sang gadis itu masih tergagap dan tidak bisa bersuara meski sudah membuka mulutnya.

Kemudian, Yoshimura yang memegang tangan gadis tersebut, mengulurkan tangannya yang lain berharap gadis itu dapat menggenggamnya juga dan memampahnya untuk bangkit lalu, dia akan mengajaknya untuk berlari bersama.

Tentu saja, dia dirisak hingga babak belur seperti itu ....

Namun, situasi tidak bisa dihindari. Beberapa wanita yang terlihat tangguh di depan Yoshimura yang merupakan orang suruhan yang berlagak seperti pemimpinnya itu hendak mengeroyoknya.

'Apakah mereka itu bodoh?' pikir Yoshimura yang sedikit menggertakkan giginya, sepertinya tidak ada jalan lain untuk kabur. Bukan hanya laki-laki yang merisak gadis imut itu melainkan sang laki-laki juga.

Kalau sesama laki-laki sih, bisa di maafkan. Tapi, ini laki-laki menindas perempuan ....

Sungguh betapa kejamnya mereka!?

Sebab apa dia dibully?

....

Sementara, di ruang kesehatan ....

Iori yang sudah mengantarkan Fukube sampai ke matras segera kembali ke loker untuk mengambil beberapa sesuatu dan dia akan menuju kelas. Jauh sebelum dia pergi, Fukube berkata kalau dirinya agak baikan pasti akan segera menyusulnya. Tapi, Iori bilang jangan terlalu memaksakan diri.

Guru kesehatan pun yang memeriksa Fukube berkata kalau Fukube sedang demam tinggi, mungkin karena kelelahan dan dia perlu istirahat sekitar dua hari.

Tapi, entah kenapa ... Fukube terlihat seperti mengkhawatirkan sesuatu? Pikir Iori sambil berjalan pelan menuju kelasnya.

Tapi, belum sempat menaiki tangga ....

Dia melihat beberapa orang mulai berkerumun, dia pikir ada apa di sana?

"...."

Karena Iori penasaran, dia segera mengeceknya.

Dan ternyata ...!! Sempat membuat dia Iori kaget, "Itu kan!?" beberapa dari mereka yang Iori ingat adalah siswa dari kelasnya, tak lain dia juga melihat Yoshimura, anak yang baru pindah dari Tokyo ini ikut terlibat dalam kejadian tersebut.

Namun perkelahian di depannya ini tak bisa dihindari, dia hanya bisa menyaksikannya dari dekat.

....

Begitu anak perempuan itu tak bisa berkata lagi dan hanya menahan tetesan air matanya karena rasa takut akan kemarahan para pembully di depannya, tangan itu ... segera menampar wajahnya.

Tapi, seorang laki-laki yang tidak tahu apa-apa ini yang memiliki julukan sebagai murid pindahan dari Tokyo, menyelamatkan gadis yang tengah dirisak di depan loker sekolah. Kabar itu terdengar hingga ke telinga Iori yang baru tiba, begitu terkejutnya dia hingga membelalakkan matanya.

Dalam hati Iori berkata, "Sungguh anak laki-laki yang pemberani."

Anak laki-laki yang lain yang ada di belakang gadis yang berlagak seperti pemimpin itu maju di hadapan Yoshimura. Dia hendak menampar gadis imut itu beserta Yoshimura yang ada di depannya tapi, Yoshimura melepaskan genggaman tangannya dari gadis imut itu dan segera menepis tangan laki-laki tersebut dengan keras.

Yoshimura segera menatap mereka dengan tatapan yang begitu dingin layaknya orang yang sudah mahir berkelahi. Semakin tipis kesempatannya untuk kabur, Yoshimura segera berjongkok dan menatap sang gadis yang ketakutan hampir tidak bisa bicara di depannya. Dia menghela napas pelan, dan menatapnya dengan memasang senyum lembut supaya dia tenang dan tahu kalau laki-laki yang di depannya ini berusaha menolongnya.

Yoshimura segera berbalik dan mendorong mereka sekuat tenaga ....

Penampilan murid pindahan ini memang tidak terlihat seperti preman, wajahnya pas-pasan tidak menakutkan. Orang-orang di sekitarnya menganggapnya sebagai orang biasa saja namun, siapa sangka kalau dia mahir berkelahi?

Belum puas dengan satu serangan dari Yoshimura, kedua laki-laki yang telah terdorong dan dihempaskan itu bangkit lagi.

"Huh!? Ini anak ikut campur juga!" ucap kesal laki-laki yang awalnya ditendang itu.

Yoshimura merasa aneh, dengan tangkasnya dia kembali berkelahi dengan lelaki itu lagi.

'Padahal sudah banyak orang yang ke sini menonton perkelahian kami, sial! Mengapa aku harus terlibat dalam hal yang menjadi tontonan seperti ini? Padahal beberapa menit yang lalu masih sepi, kalau begini semakin tidak ada celah untuk kabur,' pikir Yoshimura dengan wajah kesalnya.

'Guru di sini apa tidak ada yang bermaksud melerainya, ya?' Yoshimura bertanya-tanya dan berharap ada guru kemari berusaha menolongnya.

....

Sesaat Yoshimura juga melihat Iori di sekitar kerumunan sana. Dia mencoba untuk berkomunikasi pada Iori melalui jarak jauh dan dia jadi tidak fokus berkelahi lagi.

Bertarung untuk melindungi sesuatu itu memang susah, pikirnya.

Dan begitu mereka berdua hendak saling adu jotos di bagian perut, sang gadis itu justru berteriak keras dan teriakan itu membuat Yoshimura kehilangan konsentrasinya yang berpikir dia diserang dari belakang, "Hentikan jangan!!"

Tapi, begitu Yoshimura tidak fokus berkelahi lagi karena teriakan sang gadis ....

Anak lelaki itu segera melancarkan pukulan keras pada perut Yoshimura dan disusul dengan sang gadis yang berlagak pimpinan itu memukul kepala Yoshimura dengan sepatu.

Yoshimura seketika kesakitan dan dia menoleh pada gadis yang berteriak histeris itu, hingga kepalanya berdarah terkena pukulan sepatu yang dahsyat.

"OOOOO!!!" mereka semua yang menyaksikan pun panik, bahkan gadis di depannya kini gemetaran menatap Yoshimura yang berlumuran darah.

Yoshimura masih bisa berdiri, dia masih bisa melindungi sang gadis itu dan berpikir dia baik-baik saja. Dalam hatinya berkata, 'Ternyata mereka cukup brutal juga, ya ....'

Dia hendak berdiri tapi, dia merasa tidak kuat karena luka-luka itu membuatnya berjongkok dan sempat merintih kesakitan.

Tapi, begitu dia berdiri ... seorang laki-laki yang kedua yang tadinya dihempaskan itu melontarkan kepalan tangannya ke arah Yoshimura. Dia meninju perut lagi dan membuat tubuhnya menjadi terpental keras ke dinding.

Yoshimura cukup babak belur.

"Hahahahaha, rasakan itu!!" laki-laki itu tertawa lebar dan berpikir itulah balasan yang pas karena tadi telah menghempaskan dirinya.

Yoshimura sudah tidak berdaya ....

Pandangan matanya mulai menyempit dan dalam hatinya berkata, "Apa kemampuanku sudah tumpul?" dia kini terkapar lemas di lantai, seorang gadis imut itu mengesot menghampirinya.

Gadis imut itu tahu, naluri seseorang yang benar-benar menolongnya ....

....

Sementara Iori yang di sana melihatnya, dalam hatinya berkata ... "Sepertinya aku terlambat untuk bilang jangan ikut campur dengan urusan mereka. Mungkin itu juga yang ingin dikatakan oleh Fukube tadi, dia mengkhawatirkannya. Murid pindahan itu memang belum tahu benar tentang banyak hal yang ada di sekolah ini.

Nahasnya, Yoshimura tidak menyadari kalau kepalanya terbentur keras hingga berdarah ....

Yoshimura sekarang merasa tidak kuat berdiri, dan tubuhnya pun terasa remuk hendak mau muntah. Padahal hanya beberapa pukulan saja yang dia terima efeknya jadi seperti itu ....

Kedua anak laki-laki yang berhasil membuatnya babak belur itu menyeringai dengan senyum licik di wajah mereka.

Mereka akhirnya pergi dalam diam begitu sudah puas menyiksa mainan barunya, Ya! Bahkan guru di sekolah ini pun kerepotan menangani kelakuan mereka.

Guru hanya bisa bersikap netral bukan maksud untuk memihak dan menyalahkan mereka tapi, kalau begini terus-menerus, 'Apa guru benar-benar tidak bisa menangani mereka?'

Pandangannya yang mulai menyempit itu hanya bisa menatap langit-langit putih yang kian tersisa di atas sana, tapi begitu dia merasakan tetesan air mata seseorang yang di atas wajahnya, 'Ah~ tampaknya ... aku tidak bisa menolong gadis ini ....'

Sekali lagi dengan harapannya yang tersisa ... Yoshimura mengulurkan tangannya dan meraba wajah mungil gadis imut itu ....

'Aku baik-baik saja ....'

Tapi, sesaat dunia dan seisinya menjadi gelap, 'Apa aku akan mati?'

****