Hanna mengajakku memasuki labirin mawar, tidak tahu dia akan membawaku kemana. Mengingat pesan Azalea yang meminta kami pergi ke perpustakaan, aku jadi bingung ketika tak kulihat satupun bangunan disini.
Kami terus berjalan hingga wanita itu berhenti di depan sebuah liang yang menyerupai jalan masuk ke ruangan bawah tanah. Dia menyalakan lilin yang sudah dibawanya, lalu menuruni tangga memasuki lubang itu.
Setelah melewati tangga menurun, kami berjalan dalam lorong yang cukup gelap karena penerangan yang minim. Lantai dan dindingnya terbuat dari bahan yang menyerupai kayu dan diukir dengan sangat rapi. Patung yang berbentuk seperti binatang antelop berjajar, dengan sebuah penerangan yang mirip kumpulan kunang-kunang di bagian atasnya.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya kami sampai di depan sebuah pintu kayu yang tingginya tak lebih dari dua meter. Hanna memutar handlenya, kemudian memintaku mengikutinya ke dalam.