Ugh.. kepalaku sakit banget. Sudah pagi ya? Sepertinya aku dan preman babak belur semalam ketiduran di ruang tamu. Ah dan lihat itu, dia sangat enak sekali tidur di sofa dengan posisi absurd, yang aku tahu pasti bakal bikin leher sakit.
Tapi aku bingung, kok aku bawa pulang preman ini ya?. Apapun itu aku gak peduli selama dia gak malakin macam-macam disini.
"ngooooookkkkkkkk!!!!!" eh? Suara apa itu tadi? Setelah beranjak dari ruang tamu tadi aku langsung pergi kedapur, dan baru mendengar suara dengkuran panjang itu. Si preman itu mendengkur? Kok baru sekarang? Padahal semalaman aku tidur dengan nya dan hampir tidak mendengar suara apapun. Ah, apa peduli ku. Mungkin saat itu dia gak ketintihan di alam mimpinya.
Aku segera membuat sarapan lalu membersihkan diri. Masih pukul 5:30 sih tapi aku tidak mau terlalu santai buat ngurus beberapa hal. Karena ini adalah hari pertama ku masuk di sekolah baru.
Sarapan yang kubuat gak terlalu ribet. Cuma sebatas telur ceplok, sosis dan roti kecil yang di goreng menggunakan mentega dan tentunya aku tidak mau lupa membuat kopi hitam. Aku tau, aku masih kelas 1 SMA tapi udah doyan kopi hitam dibanding cappucino. Kopi hitam justru meningkatkan fokus ku. Hah, benar-benar konyol tapi itu memang benar. Setelah selesai aku meletakkan sarapan paling indah dan elegan yang pernah ada di atas meja kuno desain milik kakak ku.
Ah, aku jadi merindukan nya begitu melihat meja ini. Tidak ada waktu untuk nostalgia, sekarang adalah saat nya membuktikan kemampuan ku di sekolah itu.
Ngomong-ngomong, ini sudah 15 menit aku di dapur, bahkan sarapan ku ini sudah hampir habis tapi tanda-tanda preman itu mau bangun tidak terasa hawa nya. Apa dia masih tertidur disitu? Untuk memastikan nya, aku keruang tamu dan melihat nya. Dan yang benar saja, dia masih dengan posisi yang sama dengan mulut yang menganga lebar.
Oh, lihat air liur di sudut bibir itu, seperti air terjun yang siap membanjiri rumah indahku. Semoga saja dia tidak menyebar kuman dari liur nya ke sofa yang baru sebulan jadi anak ku di rumah ini.
"Duh, preman ini kok belum bangun juga sih. Aku belum selesai membersihkan diri, sarapan ku belum habis, masa iya harus bangunin dia juga. Sebentar lagi jam 6."aku kesal pada diriku malam itu yang tanpa mikir apapun membawa orang asing ke rumah ini, apalagi dia preman yang habis bertengkar. dan parahnya aku tidak berpengalaman membangunkan seseorang. Mungkin harus ku pukul luka nya? Tapi nanti dia bisa mengaum keras. Apa salahnya sih mencoba, daripada dia gak bangun-bangun. Pikiran ku jadi kemana-mana cuma buat bangunin preman gak tau diri ini.
"WAKTUNYA BANGUN PREMAN BODOH!!!!!!!!"aku menampar wajah nya dengan keras, bisa di bilang tepat di luka memar yang tertutup plaster itu...-"WOI SIALAN SAKIT!!!!"-dan dia langsung meloncat dan terbangun. "HEI CEBOL, GINI AMAT GUE DIBANGUNIN. LU TAU GAK GUE SIAPA HAH? AHH—SAKIT BANGET INI." Apa? Dia memanggil ku cebol? Setelah dia tidur di rumahku, seenaknya menghina tuan rumah yang terpandang ini? Ini benar-benar keterlaluan. Sepertinya dia harus di beritahu, kalau yang sembarang orang disini itu bukan dia tapi aku, ARAN RYOUSUKE.
"BERANI JUGA KAMU MENGHINA TUAN RUMAH INI. SETELAH APA YANG KU LAKUKAN PADAMU SEMALAM HARUSNYA ADA SEDIKIT RASA HORMAT UNTUKKU—" "MASA BODOH, LU CUMA CEBOL SONGONG YANG CUMA CARI PERLINDUNGAN DENGAN MENOLONG GUE. UDAHLAH GUE MAU PULANG, MAKASIH KARENA UDAH MEMBENTAK GUE, CEBOL KASAR!!!!!"setelah dia memotong perkataan ku, dia mengeluarkan semua nya dan pergi begitu saja. Aku memaklumi nya saja deh, dia preman dan wajar kalau kasar. Setidak nya dia udah bilang makasih padaku.
"Bagus kalau dia pulang dengan sendirinya tanpa perlu kusuruh. Beban pikiran hilang sudah, saat nya mandi. Hampir telat cuma karena debat mulut doang."Ya begitulah pagiku kali ini. Aku begitu lelah menghadapinya tapi, dengan mengelus dada tidak ada yang perlu dipikirkan lagi setelahnya.
Untung nya aku tidak benar-benar telat ke sekolah, karena supir andalan ku. Aku begitu menghormatinya, huhu... Setiba nya aku di sekolah paling terkenal dan yang paling terbaik, yaitu SMA Hokkaido Asahikawa Kita yang terletak di Hanasakicho 3, Hokkaido. Aku begitu suka menyebutkan detail sekolah dimana aku berada. Suasana nya sangat tenang, aku rasa-- itu di saat aku masih berdiri di depan gerbang. Namun begitu masuk kedalam..
"wah ada murid baru, dia tampan sekali."
"tubuh nya yang pendek membuat dia juga terlihat sangat imut."
"ah kacamata itu sangat cocok dengan nya."
"semoga aja dia sekelas denganku."
Di sepanjang jalan hampir semua siswi berkicau ria melihat ku. Sepanjang koridor, bahkan ketika aku tiba di kantor kepsek, ada pula yang sengaja cari perhatian padaku. Di saat seperti ini aku ingin pergi ke tempat mesin minuman berada dan membeli satu kaleng kopi hitam dingin. Aku benar-benar membutuhkan nya, namun bel sudah terlanjur berbunyi. Wali kelas ku, Hideyoshi Gin yang sekaligus guru matematika terbaik di sekolah ini, mengantarku ke kelas. Beliau sangat ramah dan murah senyum, padahal aku berpikirnya dia ini guru killer. Yah aku kan belum liat dia mengajar seperti apa, jadi gak tau di awal.
"Kalau kamu berpikir bahwa aku guru killer yang galak, kamu salah besar, Ryousuke-san." Ucapnya, menatap ku dengan manis sampai di buat tersipu oleh nya. Dan aku mulai berpikir, guru ini bisa dengar kata hatiku kah? Tapi itu gak penting sekarang..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hah, si cebol sialan itu. Sudah kuduga dia emang ada mau nya, makanya dia mau nolong aku sampai repot-repot ngurusin luka. Tapi kalau di ingat namanya, emang kayak gak asing kedengaran nya. Ah, aku kayaknya terlambat ke sekolah lagi ini. Haruskah aku balik kerumah buat mandi? semua barang ku ada di loker sih bahkan baju cadangan nya. kayaknya langsung ke sekolah aja, mandi di sana. gak bakal ada yang tau. aku adalah preman paling populer di sana, tidak akan ada yang berani melarang ku untuk melakukan apapun. Sepulang nya aku dari rumah si cebol kasar itu, aku langsung pergi ke sekolah. "Aku tidak tau jalan area sini..."ya, karena semalam aku benar-benar tidak fokus melihat arah di mana aja yang di ambil cebol itu untuk sampai kerumahnya. kebetulan aku melihat sepeda gunung yang tidak diawasi sama sekali. "Ambil aja deh, ntar gak sempat sampai sekolah terus mandi." pikirku, lalu mengambil sepeda itu dan membawanya. memang saat itu jalanan sedang sepi, sangat menguntungkan bagiku.
Ternyata butuh waktu lama untuk sampai ke sekolah menggunakan sepeda hasil curian. pertama aku kesasar, lalu tiba-tiba ketahuan sepeda ini aku ambil dari rumah seseorang, dan aku lelah mengayuh cepat pedalnya. ughhh aku yakin sekarang badan ku ini baunya minta ampun.
"wah ada murid baru, dia tampan sekali."
"tubuh nya yang pendek membuat dia juga terlihat sangat imut."
"ah kacamata itu sangat cocok dengan nya."
"semoga aja dia sekelas denganku."
Ada murid baru di semester 2 ini? cowok? pendek dan pakai kacamata? rasanya kayak gak asing deh ciri-cirinya. jangan bilang itu si cebol? ahahahaha mana mungkin lah. yang kayak gitu bukan cuma dia satu-satunya di dunia ini. jam istirahat nanti aku mau coba cari deh, siapa tau orang kaya, lumayan buat di palakin. Tidak ada waktu, ternyata hari ini si Gin brengsek itu mengajar jam pertama. udah gak sempat juga nih kayaknya buat mandi diam-diam. mau gimana lagi, aku langsung bergegas menuju kelas.