Chereads / Aran & Erick / Chapter 4 - Masa Lalu yang Kebetulan

Chapter 4 - Masa Lalu yang Kebetulan

10 september 2003

Di gedung mewah itu berisi banyak sekali pedagang yang sangat sukses dengan barang yang dijual nya, bahkan ada yang sampai ke negara lain.

Malam ini mereka berkumpul untuk memberi penghargaan kepada pedagang atau perusahaan yang terbaik tahun ini, yang selalu di adakan setiap tahun. Tidak lupa mereka membawa semua anggota keluarga mereka untuk melihat hasil yang akan di ingat semua orang di dalam gedung ini.

Salah satu keluarga paling mencolok malam ini, mereka adalah pedagang manisan berkelas dengan 100 cabang di penjuru Jepang dan akan membuka cabang lagi keluar negara, yakni Australia, Cina dan Eropa. Mereka adalah keluarga Masaki Aran.

"ayah, aku ingin makan sesuatu."ucap salah satu anak dari keluarga tersebut, yang saat ini masih berumur 6 tahun, Aran Ryousuke, yang nampaknya sedang gelisah dan merangkul betis ayah nya. Anak kecil seperti dirinya memang belum terbiasa dengan keramaian di tempat yang mewah. Ayah ryousuke tersenyum, mengusap kepala nya "kamu pergi lah berkeliling bersama kakak mu. Disini banyak kok cemilan manis. Ichiro, temani adik mu ini ya." "baik ayah. Ayo Ryousuke, kakak akan menemanimu."balas kakak nya Ichiro Aran dan berlalu menggandeng tangan kecil Ryousuke berkeliling.

"ah, mereka benar-benar manis. Itu pasti menurun dari diriku yang manis pula."

"kamu benar sayang ku. Mereka berdua sangat manis karena ibu nya hobi makan manisan dan gak pernah gemuk." "ih... kamu ini memuji atau sedang meledek ku."

Ah, aku sangat membenci keluarga itu. Kehidupan harmonis, punya 2 anak yang saling akrab satu sama lain, dan yang paling menjengkelkan adalah dia selalu menjadi pusat perhatian seluruh jepang hanya karena manisan murahan yang bahkan aku pun bisa membuat nya. Intinya malam ini semua rencanaku harus berhasil. Kenapa aku harus melakukan ini? Karena aku tau pedagang yang akan mendapat penghargaan kali ini adalah keluarga mereka, Masaki Aran, target balas dendamku. Kepala keluarga Erick Kazuo ini akan merenggut semua yang ada.

5 menit lagi berlangsung nya pengumuman yang terbaik tahun ini. Semua bisa menebak Masaki Aran yang memenangkan nya. Memikirkan nya membuat rasa benciku terhadap mereka semakin besar. Aku saat ini ingin sekali menembak kepala Masaki dan membuat keributan di gedung jelek ini. Namun, bukan itu rencana yang sudah ku buat. Kalau aku melakukan yang kupikir berbeda dari rencana, itu bukan lah gaya ku. Malam ini harus berhasil kulakukan.

Di sela-sela menunggu pengumuman penghargaan hari ini, aku malah kebelet ingin buang air. Betapa memalukan nya. Aku harus pergi diam-diam dan tidak mau menggangu orang tua dan kakak ku.

"kamu mau kemana, Ryousuke?"sial baru melangkah sebentar aku sudah ketahuan sama kakak yang duduk di sebelahku. "aku sudah tidak tahan. Tidak apa, aku bisa sendiri."aku berlari secepat nya, karena aku merasa ini sudah berada di ujung tanduk, ughh.

Untung lah toilet sedang tidak penuh dengan orang yang gugup dengan hasil pengumuman malam ini. Setelah keluar, aku berniat untuk pergi ketempat awal. Tetapi aku melihat dua orang dewasa sedang berbincang rahasia dilorong yang gelap. Aku memberanikan diri untuk menghampiri dan mengupinhg sedikit apa yang mereka bicarakan sampai harus di tempat gelap kayak begitu.

"ingat, kalian harus melaksanakan apa yang aku perintahkan barusan. Selesai acara ini, tabrak lah mobil van berwarna merah di persimpangan yang tak jauh dari lokasi ini. Nomor plat nya—" "hei, apa yang kau lakukan disini?"belum selesai aku mendengar mereka berbicara, seseorang menepuk pundak ku dan menarik ku ke tempat yang terang.

"hua!!! Si..siapa kamu?!"aku terkejut dengan keringat ketegangan yang menyelimuti ragaku. Benar- benar membuatku kaget sampai ingin meludahkan jantung sendiri. "aku -----. Tadi aku melihat mu berdiri di tempat itu, yang ku kira kamu sedang ketakutan dan tersesat. Makanya aku menarik mu, jadi berterimakasih lah padaku, cebol."jawab nya dengan mata melotot. Orang ini kasar banget, hingga aku merasakan anak payah ini penuh dengan aura negatif. "hah, aku tidak apa. Resleting celana ku sudah kuperbaiki. Aku mau kembali ke tempat ku." Sial, aku malah ngomong aneh sama dia.

Aku berlalu meninggalkan dia, toh, aku tidak mau bicara lama-lama dengan orang asing. Dia juga tidak mencegat ku sama sekali.

"hei, siapa nama mu, cebol?"

"aku Ryousuke. Dan, berhentilah memanggil ku cebol."

Setiba nya aku, pengumuman pun di mulai. Aku persingkat saja, ayah ku lah yang mendapatkan penghargaan nya. Semua bersorak dan mengucapkan selamat kepada ayah. Ibu, aku, dan kakak juga sangat senang malam ini. Namun, tiba-tiba saja aku teringat ucapan orang dewasa tadi. "kalian harus menabrak mobil van berwarna merah."katanya. apa yang dimaksud itu adalah mobil milik ayah ku? Ah, mana mungkin, mobil kayak gituan kan ada banyak di sini.

Sudah sangat larut dan aku mulai terhuyung kelelahan. Ayah menggendong ku menuju ke mobil bergegas untuk pulang. Tapi, aku merasakan akan hujan deras hari ini.

"hari ini sangat menyenangkan."

Namun, terjadi hal yang tidak menyenangkan di bawah hujan deras malam ini. Di persimpangan depan, nampak mobil yang melaju sangat cepat, bertepatan mobil yang berisi keluarga Masaki datang dari arah depan dan mobil hitam itu menghantam mobil van merah itu hingga terhempas jatuh kedalam jurang dan merusak pembatas jalan.

Semua itu berlalu begitu cepat, hingga mobil itu meledak di dasar. Yang selamat dari keluarga itu hanyalah kedua anak nya, walau kakak nya mengalami patah kaki karena berusaha melindungi adik kandung nya, Ryousuke.

"HAHHH!!!!!!"aku tersadar dari ingatan masa lalu kelam ku yang singkat, terputar di kepalaku lagi dan lagi. Padahal, aku ingin menikmati istirahat ini sedamai mungkin. Karena kelas tadi, aku di ganggu preman tidak tau diri bernama Erick.

"Aran, kamu baik-baik saja. Tiba-tiba wajahmu terlihat pucat. Mau ku bawa ke UKS?" Arata Haru, seorang pemuda setahun lebih muda dariku sekaligus menjadi teman sebangku yang sangat perhatian. Baru berlangsung beberapa jam dan aku sudah sangat nyaman berada di dekat nya.

Aku hanya menggeleng pelan sambil tersenyum kearahnya. "aku hanya lelah karena kejadian tadi pagi."

Arata tertawa dan memukul pundak ku "kau tak perlu memikirkan preman sialan itu. Tapi, aku tidak menyangka kalau kamu dan dia sudah pernah ketemu sebelumnya."

Ya, tadi pagi itu, dia mengamuk dan terus memanggilku cebol. Disepanjang pelajaran Gin sensei.

"murid-murid sekalian. Perkenalkan teman baru kita, Ryousuke Aran. Dia baru pindah ke kota ini, harap berbaik hati lah padanya ya."ucap Gin sensei dengan lantang. Aku hanya memundukkan kepala memberi salam hormat kepada teman baruku.

"salam kenal"

"ahhhh dia imut sekali, aku ingin memeluk nya."

"tatapan nya sungguh dingin awww"

"hei kalian para cewek, jangan berisik dong"

"ahhhh kayaknya dia bakal sering diganggu preman nih."eh? preman?

Aku duduk di bangku pojokan sebelah kanan, tepat di pintu masuk bagian belakang. "hei, semoga kamu betah berada bersama kami" seorang pemuda yang menjadi teman sebangku kali ini, menyapa dengan hangat padaku. "mohon kerja samanya."balasku.

SRAAKKKK!!!!!!!

"SENSEI, MAAF, GUE TELAT!"seseorang membanting dengan keras pintu masuk tepat di belakang ku dan berteriak dengan nada kasar. Sungguh tidak sopan untuk seorang murid terpelajar. Apa jangan-jangan dia preman yang dimaksud tadi? Tidak mungkin—jangan bilang orang yang semalam?

Aku sontak menoleh dan melihat nya berdiri tepat di depan ku."PREMAN GILA?!"

"aaahhhhh, cebol kasar, apa yang lu buat di kelas gue?!"

"Aku sekolah Dan pengen belajar, bodoh. Aku gak nyangka bisa sekelas sama preman yang jarang mandi."

"apa lu bilang?!!!!!"dia hampir menghajarku, tapi langsung dicegat oleh Gin sensei. "hentikan. Kamu sangat tidak sopan masuk kedalam kelas ku, terlambat, dan mengganggu murid baru di sini. kamu keluar dari kelas saya."Erick berdecak kesal, dan meludahi kelas. ah, lantainya akan meninggalkan bekas noda.

"gue tandai muka lu, cebol menjijikkan!!!!!"

"kamu gak sadar udah salah ngatain orang?"

"sudah, kamu keluar sana, Erick. lain kali kalau mau sekolah mandi dulu."Erick pun pasrah Dan keluar dari kelas Gin sensei.

"dasar cebol, ceeeeeeboollllllll!!!!!!!!"

Erick sekali lagi membanting pintu. lalu keadaan pun kembali tenang. setidak nya. Tapi Aku masih mendengar dia mengumpat ku di balik jendela Dan membuat ku sulit konsentrasi di hari pertama.