Chereads / Stela and Eric / Chapter 7 - Stela and Eric bagian 7

Chapter 7 - Stela and Eric bagian 7

Setelah di jalan sambil menelpon Lily karena dia ingin memberitahu Lily kalau dia sedang dalam perjalanan menuju sekolah mereka berdua.

"Halo" jawab Lily sedikit berbisik.

Stela mengerutkan kening nya bingung mendengar ucapan Lily, "lo dimana? Kok tumben bisik-bisik" ujar Stela.

"Untung aja gak ketangkap gara-gara lo nelpon hampir aja gua kena tangkap sama guru yang lagi cari anak-anak yang sedang bolos" jawab Lily menjelaskan pada Stela.

"ketahuan banget sih gak berpengalaman gitu aja hampir ke tahuan" ujar Stela meledek Lily.

"Eh bukan gua tapi Zahra nih, ngajak ke rooftrop pas bolos kan pasti bakal di cari ke sini" ujar Lily dengan kesal.

"Lah kok gua?" Terdengar suara Zahra yang membela diri nya.

Stela terkekeh mendengar pembicaraan sahabatnya itu, "udah ya intinya gua mau ke sana, mau ngambil perlengkapan atribut dan juga seragam besok gua udah masuk sekolah, kalau mau kalian ke gerbang belakang nanti gua tunggu di warung yang ada di dekat gang itu karena mobil susah masuk" ujar Stela memberi arahan pada kedua sahabatnya itu.

"Oke" jawab Lily dan Zahra serempak.

Stela mematikan sambungan teleponnya lalu menatap ke arah jalanan dengan fokus, saat dia sampai ternyata sudah ada kelas yang pulang sebagian dan ya ini yang Stela malas datang di saat mereka pada keluar kelas karena Stela jadi bahan perhatian semua siswa yang lalu-lalang.

Stela menghela napas pasrah saja, sebenarnya dia sudah tau sudut-sudut sekolah ini karena dia sudah mencari taunya bagi Stela dia gampang mencari tahu sesuatu dalam 30 menit sudah mendapat kan semua informasi tapi dia lupa dimana ruang kepala sekolah.

Stela mengeluarkan ponselnya dari tas nya. Dan seperti mencari nama sesuatu di kontaknya.

"Shit!" umpat Stela saat dia tahu kalau dia lupa meminta nomor abang sepupu nya itu. Sungguh Stela merasa bodoh sekarang.

Stela menatap siswa yang berjalan kearah luar gerbang, dia bingung cara menyapa orang yang baru dia kenal, terlebih lagi dia susah untuk berbicara dengan orang baru.

Dengan memberani kan diri Stela berjalan memasuki area sekolah dengan muka yang bingung mencari ruang kepala sekolah dimana.

Sampai dia gak sadar ada orang di depan nya. Dan...

Brakk!

Stela menabrak orang itu dan hampir saja Stela terjatuh tapi dengan cepat dia menahan tubuhnya dan menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Kalau jalan liat-liat dong" ujar Stela dengan muka yang kesal menatap orang di depannya.

"Anda yang salah bukan saya" jawab lelaki tadi dengan nada yang dingin dan juga jutek.

Stela menatap orang itu dengan seksama dari atas sampai bawah, lelaki itu memakai jas dan juga pakaiannya bisa di bilang seperti bukan siswa di sini. Tapi Stela tidak penting yang dia penting kan saat ini adalah mencari ruang kepala sekolah.

Stela pergi melangkah kan kaki nya menjauh dari lelaki itu, sungguh lelaki yang tadi tercengang melihat perilaku Stela.

"Dasar tidak punya sopan santun" jawab lelaki tadi dengan berdecik. Lalu dia juga ikutan pergi menjauh dari sana.

Stela masih berjalan menelusuri koridor yang sudah mulai sepi hanya ada satu dua orang disini.

"Em permisi" ujar Stela sama salah satu anak cewek yang lewat.

"Iya kak ada apa?" Tanya cewek tadi.

"Kamu tau ruang kepala sekolah gak?" Tanya Stela.

Cewek tadi mengangguk, lalu menjelaskan dari tempat mereka sekarang dia harus naik lagi dan nanti terus aja lewat koridor lagi dan di sebelah kiri nanti ada bacaan nya ruang kepala sekolah.

Stela pun mengangguk, "terimakasih ya" jawab Stela.

Anak cewek tadi tersenyum sambil mengangguk, lalu mereka sama-sama melangkah kan kakinya menuju tempat yang akan mereka tuju masing-masing.

Stela berjalan sesuai dengan arahan gadis tadi, sambil melihat ke sekeliling sekolah ini.

"Tidak terlalu buruk" ujar Stela menatap ke arah lapangan dari lantai 3.

Dia pun terus berjalan dan belok kiri sesuai yang di intruksi kan pada nya tadi, dan benar ada bacaan nya ruang Kepala sekolah di situ Stela langsung sumringah karena dia sudah lama tidak bertemu dengan abang sepupu nya itu.

Stela mengetuk pintu sebanyak 3 kali, "masuk" jawab seseorang dari dalam sana.

Stela membuka pintu itu secara perlahan dan melihat seorang cowok yang sedang duduk sambil menatap ke arah kertas yang dia baca.

Dan Stela sangat yakin dia tidak salah orang, dia adalah abang sepupu Stela yang sudah lama Stela tidak jumpa.

"Abangg" ujar Stela langsung lari kearah Gibran dan memeluk nya.

Gibran yang tadinya belum sadar siapa yang datang berlonjak kaget. Tapi sedetik kemudian dia tersenyum menatap Stela.

"Haii my princess" jawab Gibran. Ya namanya adalah Gibran Abraham, berumur 20 tahun tapi sudah menjalakan bisnis dan juga menjadi kepala sekolah karena kepintarannya itu.

Stela tersenyum menatap Gibran, "Stela kangen banget sama abang" ujar nya.

"Abang juga" jawab Gibran mengelus kepala Stela sambil tersenyum.

"Tau gak Stela capek tau keliling cariin ruangan abang" jawab Stela sambil cemberut dan duduk di kursi yang ada di depan Gibran.

Gibran tersenyum melihat tingkah Stela yang gak pernah berubah manja, "kasian adik kesayangan abang capek ya, kok gak nelpon abang hm kan biar abang jemput ke parkiran" jawab nya.

Stela cengengesan menampak kan gigi nya yang rapi dan putih, "Stela lupa minta nomor abang sama papa tadi soalnya buru-buru kesini" jawab Stela.

"Kamu ini kebiasaan" ujar Gibran menoel hidung Stela.

Stela hanya cengengesan sambil menatap Gibran. Karena Gibran tau Stela pasti haus dia memberikan minum untuk Stela.

Dan benar saja Stela langsung meminum air yang tadi Gibran berikan sampai habis.

"Sini ponsel kamu" ujar Gibran.

Stela mengerutkan keningnya dengan bingung.

"Biar abang catat nomor abang, nanti kamu lupa lagi" ujar Gibran.

"Oh iya" jawab Stela memberikan ponselnya kepada Gibran.

Gibran pun mencatat nomor ponsel nya lalu memberikannya kembali ke Stela.

"Bang aku mau cepat, sahabat aku udah nunggu di bawa" ujar Stela saat ingat dia masih ada janji dengan Lily dan Zahra.

Gibran pun mengangguk dan memberikan paper bag berwarna cokelat yang berisi pakaian seragam Stela.

"Besok jangan lupa kamu udah sekolah, dan ya jangan terlambat" ucap Gibran.

Stela mengangguk, "siap bos" jawab nya.

Gibran hanya tertawa melihat tingkah adik ke sayangan nya yang paling imut ini.

"Oh iya bang, Stela mau sekelas sama sahabat Stela pokoknya" jawab Stela menatap Gibran.

Gibran mengangguk, "udah abang atur" jawabnya.

Stela pun tersenyum lalu mencium pipi Gibran sebelum dia keluar, itu hal yang biasa bagi mereka.