"Goblin? Jadi ini monster yang kamu jinakkan.?"
"Benar, Tuan Putri, namanya adalah Will."
Setelah Hilda memperkenalkanku. Aku sejenak berpikir sebentar mengenai langkah yang harus kami lakukan selanjutnya.
…
...
...
Saat tuan putri datang. Tadinya aku bingung antara pergi atau melakukan kontak dengannya. Setelah melihat gerak gerik tuan putri dan menurut rumor yang sudah aku kumpulkan. Tuan putri ini cukup bisa dipercaya. Tidak seperti saudaranya yang lain.
Aku akhirnya membuat rencana bersama dengan Hilda dan Sera.
("Aku punya rencana. Maukah kalian mengikutinya?")
("Kami percaya denganmu Will. Apapun rencana yang kamu buat.")
("Aku setuju dengan Hilda. Aku percaya penuh dengan rencanamu.")
Aku tersenyum mendengar jawaban Hilda dan Sera. Rencana yang kubuat cukup mudah. Kita akan membuat kontak dengan Hilda berperan sebagai ketua tim. Semua pertanyaan akan dijawab olehnya sebelum sampai ke mansion milik Tuan Putri.
Hal itu karena aku tidak ingin ada pihak yang mengetahui hubungan kami dengan tuan putri. Hubungan ini bisa saja menjadi boomerang yang membahayakan karena party Valkyrie belum cukup kuat.
Jika Valkyrie sudah memiliki kualitas seperti ranking A atau S. Aku sudah tidak perlu khawatir menyebarkan hubungan tersebut. Karena hal itu akan lebih memberikan banyak keuntungan daripada kerugian. Namun saat ini masih belum waktu yang tepat.
Mendengar rencanaku. Hilda dan Sera langsung setuju dan mulai bergerak. Seperti dugaan ku, sang tuan putri secara halus mencari tahu mengenai kami. Untungnya Hilda dapat menjawab semua pertanyaan tersebut dengan tepat tanpa memberikan petunjuk apapun. Memang dia lebih jago dalam berbicara daripada Sera.
Saat perjalanan, aku juga mengumpulkan banyak informasi mengenai tuan putri. Mulai dari cara berjalan, hubungan nya dengan anak buahnya, hingga bagaimana ia akan memperlakukan kami hingga mengantarkan kami sampai ke mansion miliknya. Semua observasi aku lakukan terhadap tuan putri untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin.
Ketika sudah sampai di dalam ruangan. Aku memberikan telepati untuk Hilda memperkenalkan kami semua. Seperti dugaan ku. Ia cukup kaget saat tahu aku adalah goblin. Tapi sikapnya tidak banyak berubah. Semoga saja rencanaku ini akan berjalan dengan benar
Karena kalau aku salah, bisa-bisa kami harus pergi ke luar kerjaan kalau menjadi musuh dari tuan putri. Tidak ada salahnya untuk menjalin hubungan baik denganya.
…
...
...
"Ho, sekuat apa goblin milikmu?"
Jawaban Hilda membuat Putri Christine tertarik akan diriku. Aku sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan seperti ini.
"Tuan putri bisa cek dengan Tamer guild. Will berhasil mengalahkan Wyvern dengan satu kali serang." Jawab Hilda dengan percaya diri.
"Wyvern!!? Monster kelas B Wyvern?"
Tuan putri kaget mendengar informasi dari Hilda. Ia terdiam sebentar lalu berkata.
"Kalau itu benar. Kemampuan Will dan ...maaf, saya rasa kalian belum memperkenalkan diri. Aku bingung harus memanggil kalian dengan sebutan apa."
Hilda dan Sera langsung berdiri mendengar perkataan tuan putri.
"Maafkan kami tuan putri. Namaku Hilda dan ia adalah Sera. Kami bertiga adalah anggota dari party ranking C Valkyrie. Kedua teman kami yang lain sedang dalam pengobatan. Karena itulah kami berkeliling kota dan secara iseng melakukan sihir pelacakan ke wilayah bangsawan."
"Iseng kalian bilang? Hehehe. Tidak pernah aku mendengar ada orang yang datang ke wilayah bangsawan hanya karena iseng. Kalian pasti merencanakan sesuatu" Ia melihat sebentar ke arah kami lalu berkata "Lupakan saja, kalian tidak masalah melakukan hal itu, toh tidak ada juga yang menyadarinya selain diriku. Namun lain kali kalian harus berhati-hati. Karena tidak semua bangsawan akan bersikap sama denganku."
Awalnya aku kira ia akan marah akan hal itu. Namun sang putri malah tertawa kecil. Senyumnya sangat Indah saat tertawa. Tidak heran banyak sekali cowok di kerajaan yang jatuh cinta akan senyumannya itu.
"Saudaraku yang lain pasti akan marah saat mendengar alasan kalian itu. Mereka terlalu patuh akan aturan. Menurutku rakyat biasa juga mempunyai hak untuk memasuki wilayah bangsawan. Paling tidak kalau mereka membayar uang untuk masuk ke dalam. Lumayan kan untuk pembiayaan kota dan hal lainnya."
Tuan Putri diam sejenak lalu berkata "Aku sebenarnya sedang mencari bantuan. Maukah kalian membantuku. Aku jamin bayaranya akan sesuai."
"Bantuan seperti apa yang tuan putri butuhkan dari kami?"
Hilda dan Sera kembali duduk dan melanjutkan pembicaraan. Tuan Putri melanjutkan ceritanya untuk memberitahukan permintaannya kepada kami.
"Apakah kalian tahu mengenai duel pangeran dan putri satu tahun yang akan datang?"
Hilda san Sera melirik satu sama lain dan Hilda menjawab.
"Kami hanya dengar rumor. Katanya setiap putri dan pangeran kerajaan Ramo akan mengurus wilayah utara, barat, timur, dan selatan. Kemudian masing-masing akan mengirimkan prajurit terkuat mereka untuk merebutkan tahta kerajaan.
Christine hanya tersenyum dan berkata "Ya, kurang lebih rumor itu benar. Namun tidak hanya duel. Penilaian juga akan berdasarkan seberapa makmur wilayah yang kami urus serta penilaian lainnya. Nilai dari duel cukup besar sehingga kami perlu mencari kandidat yang cocok untuk mewakili kami."
'Jangan-jangan, tujuan putri adalah' Sejauh ini, kemungkinan besar kita akan mendapatkan request untuk hal yang merepotkan.
"...Apakah tuan putri ingin kami mengikuti duel tersebut?"
Hilda kaget mendengar cerita dari tuan putri. Tidak dapat mereka bayangkan kalau suatu saat mereka akan mendapatkan permintaan dari figur cukup penting di kerajaan ini.
"Betul sekali. Tentunya kekuatan petualang ranking C tidak akan memiliki kesempatan besar untuk mengalahkan orang yang saudaraku rekrut. Paling tidak mereka pasti akan menyertakan petualang ranking S sebagai perwakilan mereka. Sayangnya, wilayah selatan cukup damai sehingga hanya petualang ranking A yang bisa aku dapatkan. Namun mereka semua cukup lemah di mataku. Aku tidak tertarik untuk merekrut mereka."
"Orang seperti apa yang anda cari, tuan putri. Kami tidak yakin kalau kekuatan yang tuan putri cari ada pada kami."
Putri Christine melihat ke arahku dan memberikan senyum kepadaku.
"Memang betul kalian kurang kuat untuk duel tersebut. Namun teman kecil kalian ini berbeda. Kamu dari tadi menyembunyikan mana dariku kan? Biasanya hanya orang yang mahir mengendalikan mana mampu melakukannya. Terlihat sekali kalau kamu berusaha untuk menyembunyikan Mana yang besar. Namun aku bisa melihatnya dengan jelas. Dilihat dari tindakanmu, seharusnya kamu juga memiliki kepintaran untuk berbicara, bukan?"
"!!!"
Hilda dan Sera kaget melihat tuan putri berhasil mengetahui kalau aku menyembunyikan mana. Seperti kata pepatah, orang kuat bisa mendeteksi orang kuat yang lain. Mungkin ini saatnya aku mengakui hal ini.
"Tuan putri Christine memang hebat. Mohon maaf karena kelancanganku menyembunyikan kekuatannya yang sebenarnya. Pastinya tuan putri paham kenapa aku melakukan hal tersebut?"
"Tentu saja. Memiliki kekuatan besar itu bagus. Namun menyombongkan diri dengan memperlihatkan ke semua orang adalah perbuatan bodoh. Apalagi kulihat partymu tidak cocok dengan kekuatanmu. Kalau kamu membuat masalah dengan orang yang salah. Bisa jadi rekan setim kamu yang akan menjadi sasaran. Itukah yang kamu pertimbangkan? cukup hebat untuk seorang goblin menyadari hal itu."
Aku hanya bisa tersenyum pahit dan berkata "Benar sekali tuan putri. Aku tidak ingin anggota tim ku terluka. Sehingga aku menyembunyikan kekuatan sambil mencari cara untuk meningkatkan kemampuan mereka. Paling tidak itulah yang dapat aku lakukan untuk membalas budi mereka."
"Will"
Hilda dan Sera meneteskan air mata bahagia mendengar perkataanku. Tentu saja, karena ini pertama kalinya aku memberitahukan hal ini kepada mereka.
"Bagaimana dengan tawaran ku yang aku berikan, Will? Atau aku panggil kamu tuan Will? Aku sangat menghormati makhluk kuat sepertimu. Meskipun kamu hanyalah seorang goblin."
"Panggil Will saja sudah cukup, aku geli mendapatkan panggilan hormat. Aku tidak masalah dengan permintaan tuan putri. Namun aku ingin tau apa imbalan dan akibat dari kekalahan dan kemenangan dari duel tersebut."
Aku harus mencari tahu informasi mengenai permintaan ini serinci mungkin. Karena aku tidak ingin ada hal yang terlewatkan.Tidak mungkin aku menerima request Tuan Putri jika kalah membuat kami harus kehilangan nyawa atau bayaran berat lainnya.
"Baiklah. Kalau kalian menang, aku akan memberikan kalian imbalan berupa uang koin emas yang banyak. Serta merekomendasikan kalian untuk menjadi petualang Ranking S. Karena kalau kalian berhasil menang duel dengan petualang ranking S, pastinya kalian mampu untuk menyandang peringkat tersebut."
Tuan putri diam sebentar dan melanjutkan "Kalau kalian kalah…. sebenarnya aku tidak ingin memberikan hukuman. Namun mempekerjakan kalian sebagai bawahanku selama satu tahun aku rasa sudah cukup. Bagaimana dengan kontrak ini. Apakah kamu setuju?"
Kedua wanitaku hanya melihat kepadaku dan menunggu keputusan dariku. Hei, kenapa kalian tidak ikut menyampaikan pendapat kalian.
"Bagaimana menurut kalian? Apakah permintaan tuan putri akan kita terima?"
"Terserah kepadamu Will. Karena yang bertarung nanti hanyalah kamu."
"Benar apa kata Hilda. Kami memutuskan untuk menyerahkan keputusan ini kepadamu."
Senyum lebar muncul dari wajah ku. Entah apakah senyum goblin cukup mempesona untuk selera manusia atau tidak. Dari yang kutahu, seharusnya senyum monster cukup menjijikan di mata banyak orang.
"...Bisakah kami meminta waktu sebentar? Hari ini kami akan membahas ini dengan anggota kami yang lain. Karena tidak bisa satu orang memutuskan nasib sebuah tim seorang diri. Besok kami akan memberikan jawaban kepada tuan putri."
Tuan putri hanya kembali senyum dan menjawab dengan santai "Tidak masalah, lagipula masih ada waktu. Aku tunggu jawaban darimu besok. bagaimana kalau kita melanjutkan minum teh dan menyudahi percakapan ini?"
"Tunggu sebentar tuan putri. Bolehkan aku memberikan syarat untuk permintaan ini."
"Ho, berani juga kamu memberikan tawaran untuk permintaan dari tuan putri ini."
Putri Christine mengeluarkan aura yang mencekam. Namun aku tidak terpengaruh oleh hal itu berkata "Permintaanku tidak berat. hanya saja aku ingin yang menjadi bawahan tuan putri cukup diriku saja. Karena yang bertarung dalam duel utamanya adalah aku. Tidak perlu untuk mereka mendapatkan hukuman atas kekalahan. Meskipun aku tidak berniat untuk kalah, tidak ada salahnya untuk berjaga-jaga"
Tuan putri menghilangkan auranya dan mulai menggerutu. Ia berusaha menahannya tawanya namun usahanya tidak berhasil.
"Hahaha, jadi begitu. Sepertinya kamu bukan monster biasa. Memiliki empati dan kecerdasan seperti manusia. Aku meremehkanmu. Tindakanmu ini sudah bukan seperti goblin lagi. Kamu bagaikan reinkarnasi dari Goblin God dalam legenda."
"Goblin God?? bisa ceritakan akan hal itu? aku mencarinya di perpustakaan kota namun aku tidak menemukan apapun mengenai istilah itu." Perkataan tuan putri membuatkan penasaran. Apakah goblin God ini sama dengan yang ada dalam game yang kumainkan? jangan-jangan dunia ini adalah…
"Tidak masalah, namun sepertinya kurang seru kalau aku cerita sekarang. Bagaimana kalau aku ceritakan hal ini setelah duel selesai. Kalah ataupun menang. Aku akan menceritakan kepadamu mengenai Goblin God. Pastinya bukan informasi dari buku umum. Terdapat buku yang hanya bisa diakses oleh kaum kerajaan. Selain raja dan keturunan langsung, tidak ada pihak lain yang mengetahui mengenai Goblin God lebih dari kami."
"...Baiklah, aku setuju. Sepertinya aku harus sangat serius untuk memenangkan duel ini."
Semakin semangat diriku untuk bertambah kuat. Sepertinya memang tujuan itu penting untuk memunculkan motivasi. Aku sudah tidak sabar untuk berlatih agar menjadi lebih kuat lagi.
Tuan putri tersenyum usil dan berkata. "Kalah pun tidak apa-apa Will. Kalau kamu menjadi anak buahku, tetap akan aku ceritakan mengenai goblin god."
"Terima kasih atas tawarannya. Tapi aku lebih suka menang dari duel. Karena aku benci kekalahan." Aku hanya bisa tertawa mendengar tawaran dari putri Christine. Karena aku tidak ingin bekerja di bawah orang lain. Namun aku lebih tidak suka kalah.
"Heh, dasar goblin sombong."
Setelah guyonan dari tuan putri itu. Kami melanjutkan obrolan ringan hingga bel keempat berbunyi.
"Sepertinya sudah waktunya mengakhiri obrolan hari ini. Tidak terasa waktu kita ngobrol cukup lama. Terima kasih atas waktu kalian. Aku terhibur dengan kedatangan kalian. Meskipun pertemuan awal kita kurang menyenangkan."
"Hahaha" Mengingat bagaimana tuan putri mencariku hanya karena mendeteksi sihirku. Aku hanya bisa tertawa saat teringat akan hal itu.
"Jangan lupa untuk memberikan jawabanmu besok. Tidak perlu khawatir, cukup sampaikan kepada penjaga kalau kamu adalah temanku. Nanti mereka sudah akan kusiapkan. Tenang saja, kalian tidak perlu bayar untuk masuk ke wilayah bangsawan."
"Baiklah Tuan putri. Sampai jumpa besok."
Aku, Hilda dan Sera mulai meninggalkan mansion. Pastinya kami mendapatkan pengawalan hingga sampai keluar wilayah bangsawan. Kami menaiki kereta kuda hingga sampai ke penginapan tempat kami berada. Seperitnya tuan putri ini cukup baik hati juga mengantar kami pulang sampai ke penginapan.
…
...
...
Setengah jam setelah Hilda dan kawan-kawan pergi dari mansion. Salah satu pengawal senior yang sekaligus penasehat untuk putri Christine memasuki kamar Tuan putri. Tentunya sang penasehat sudah mengetuk pintu terlebih dahulu dan mendapatkan izin dari putri untuk masuk ke dalam kamar.
"Ada apa Gilbert? Tidak biasa kamu memberikan laporan jam segini."
"Mohon maaf tuan putri. Namun saat sore hari tuan putri memiliki tamu sehingga laporan untuk hari ini baru akan saya sampaikan."
"Begitu ya, apakah ada hal yang penting dalam laporan hari ini?"
Tanya putri Christine sambil membaca laporan dari Gilbert. Mereka membahas beberapa masalah kota Aera yang harus segera tuntas dalam jangka waktu satu bulan, satu semester, hingga satu tahun. Pembahasan terakhir adalah mengenai partisipasi Willl dalam duel kerajaan.
"Apa yang tuan putri pikirkan!? kenapa mempertaruhkan duel yang paling penting kepada makhluk lemah seperti goblin? apakah Tuan putri masih war...ehem. Maafkan kelancangan hamba. Kalau boleh hamba tahu. Apa alasan tuan putri melakukan hal itu?"
"Hahaha, tidak biasanya kamu seperti ini Gilbert. Tidak masalah, aku tidak tersinggung atas komentarmu. Alasan utamaku mengundan goblin itu adalah… Aku tidak bisa melihat batas kekuatannya."
"Batas kekuatan?"
Gilbert bingung mendengar jawaban dari sang putri.
"Entah itu petualang ranking S ataupun kesatria terkuat di kerajaan. Secara samar aku bisa melihat batas mereka. Karena aku berada dalam level yang sama dengan mereka. Sayangnya aku tidak bisa ikut duel sehingga kekuatan ku tidak terpakai untuk kesempatan ini. Namun berbeda dengan Goblin bernama Will. Aku tidak bisa melihat batas kemampuanya. Bagaikan melihat legenda hidup. Kemampuan goblin itu mungkin nantinya akan setara dengan pahlawan dalam legenda atau goblin God."
"Benarkah itu tuan putri!?" Gilbert kaget mendengar hal itu. "Kenapa Tuan putri diam saja!! ayo segera kumpulkan pasukan dan membasmi goblin itu!!"
"Tenangkan dirimu, GIlbert. Meskipun kita mengirimkan pasukan saat ini, mereka hanya akan menjadi korban dari pertarungan. Kekuatan dari goblin itu saja sudah setara dengan petualang ranking A. Akan berisiko kalau kita kehilangan banyak pasukan hanya untuk melawannya."
"Tapi.."
"Sudah cukup Gilbert! Daripada menjadi musuh dari WIll. Lebih baik kita membuat hubungan baik dengan nya. Kalau ia bisa memenangkan duel, aku akan menjadi ratu dari kerajaan ini. Sebisa mungkin aku akan membuatnya betah tinggal di kerajaan dan membantu saat diperlukan. Menurutku hal itu lebih baik daripada banyak korban berjatuhan hanya untuk membasmi goblin tersebut. Goblin itu nantinya bisa menjadi aset berharga untuk kerajaan ini."
"...Baiklah, kalau itu yang Tuan putri putuskan. Hamba setuju" Meskipun dalam mulut setuju, hati Gilbert berkata lain 'Putri Christine sudah gila, apakah ia tidak melihat betapa bahayanya monster itu. Aku harus bertindak sendiri tanpa sepengetahuan tuan putri!'
Gilbert mengira tuan putri tidak akan tahu apa yang ia pikirkan namun ia salah besar.
'Sepertinya sudah waktunya mengganti penasihat. Kalau ia berbuat sesuatu kepada Will. Aku akan segera mencari pengganti yang lebih kompeten.' Christine langsung memikirkan langkah apa saja yang mungkin akan Gilbert lakukan dan cara mencegahnya.
"Segera pergi ke tamer guild dan cari informasi mengenai Will. Kalau ia benar berhasil mengalahkan Wyvern, peluang goblin tersebut memenangkan duel akan semakin besar.
"Segera saya laksanakan, Tuan putri."
Gilbert pergi dari kamar Christine dan segera menuju Tamer guild. 'Apakah tamer guild bisa membantuku untuk membasmi goblin tersebut? semoga saja mereka bisa membantuku menghilangkan ancaman itu.'
Setelah Gilbert pergi dari kamar. Sang putri melanjutkan tugasnya yang tertunda karena kedatangan Will. "Semoga saja kamu tidak berbuat gegabah, Gil" Putri Christine hanya bisa tersenyum pahit melihat tingkah laku Gilbert.