Lihatlah pria ini baru saja masuk bar dan mengatakan jika dia hanya akan menghabiskan waktu 30 menit saja. Dan sekarang... Apa yang harus dilakukan oleh Rose? Udara di Australia sangatlah dingin sekali. Kota Melbourne yang akan sangat gelap di malam hari membuat suhu meningkat dengan sangat drastis.
Rose bahkan mematikan AC mobil karena tidak kuat dengan udara dingin ini. Dia berusaha menyelidiki mobil ini kemungkinan ada pemanasnya. Dia bahkan menyalakan nya dengan sangat santainya. Rose menoleh ke arah sebelah kanannya dan mendapati orang yang sedang mabuk.
Lihatlah dia bahkan tidak bisa berjalan dengan benar, tubuh nya beberapa kali jatuh, dia juga terlihat nakal dengan orang yang ada di sekitarnya.
Ah... Tidak beres ini.
Rose menutup jendelanya dengan sangat rapat nya dia tidak akan ternodai karena orang itu kan? Pawakan nya tinggi besar dan saat dia lihat dengan sangat seksama. Astaga! Dia mengenali orang itu! Bukankah itu Dosen Jay?
Yeah.. dia selalu membawa tas koper nya itu kemanapun. Dan dia selalu mengenakan dasi panjang dengan penjepit dasi yang selalu beragam. Dia hampir mengganti penjepit dasinya setiap hari.
Rose yang tidak tega melihat pria itu terus terusan menabrak benda disekitarnya segera turun. Ah! Padahal dia malas sekali turun di cuaca yang sangat dingin ini. Apalagi bertemu dengan bau menyengat. Astaga... Lihatlah dia terlihat kacau sekali.
"Pak? Kau baik baik saja?" Tanya Rose dengan mengecek suhu nya melalui kening nya.
"Aduh gue goblok banget! Ngapain pegang dahinya!" Ketus Rose pada dirinya sendiri.
Dia segera menggeret tubuh nya Pak Jay. Tak peduli itu membuat dirinya harus keberatan menuntun tubuh tinggi besar Pak Jay. Bahkan pria ini sudah seperti es batu. Tangan nya dingin sekali seolah dia memiliki sebuah kekuatan dingin disana. Rose mengecek nya beberapa kali tapi dia merasa tidak kuat dengan hal ini. Dia menanyakan pada Pak Jay apa yang baru saja dia lakukan hingga bisa memar memar seperti ini.
Tapi Pak Jay hanya diam saja seolah tidak ingin menjawab nya. Aduh. Apa yang harus dia lakukan saat ini? Duduk dengan nya di pinggir jalan? Itu akan membuat nya membeku seperti salju.
"Bawa aku pulang..." Pinta Pak Jay dengan menatap ke arah Rose. Tatapan mematikan itu membuat Rose terhipnotis seketika.
Dia segera menggandeng tangan nya Pak Jay dan masuk ke dalam suatu Taksi. Entah apa yang akan terjadi dengan Jerome. Dia akan kembali setelah mengantarkan Pak Jay, itu yang sedang dia pikirkan saat ini. Meski kemungkinan besar dia tidak akan kembali pada Jerome. Jiwa mager nya pasti akan meronta-ronta.
Rose menoleh ke arah sebelah nya dan melihat Pak Jay yang hendak muntah. Dengan cekatan nya, Rose segera membawakan plastik hitam untuk Pak Jay.
"Thanks." Ucap nya dengan memegang kepala nya.
Sembari sisa perjalanan nya sang sopir taksi terus terusan menggerutu. Dia mengomel terang Rose yang sedang membawa seseorang yang mabuk. Membuat rasa AC nya jadi bau tequila yang sangat aneh.
Bahkan ini kali pertama bagi Rose untuk mencium bau minuman keras. Dan rupanya tidak sewangi teh hijau. Tequila lebih.... Aneh, dia tidak suka bau nya.
"Berhenti disini aja yah? Saya udah ga kuat. Lain kali jangan bawa orang mabuk di dalam taksi! Udah sana pergi gih!" Ketus sang sopir dengan mengomel.
Dia terus mengomel tanpa henti membuat Rose jadi malas sekali mendengarkannya. Ingin sekali dia memuntahkan muntahan ini pada pak Sopir itu. Dia pikir hanya dia saja yang merasa terganggu dengan bau nya?! Dia juga!
Rose berjalan dia bertanya-tanya dimana rumah nya Dosen Jay berada. Sedangkan pria ini sudah tidak sadarkan diri. Karena merasa begitu frustasinya, Rose segera membanting tubuhnya Dosen Jay begitu saja ke aspal yang berlapiskan salju yang mulai berjatuhan.
"Ya!! Dimana rumah mu!" Teriak Rose dengan berteriak tepat di telinga Dosen Jay.
Pria itu malah berteriak balik dan tertawa dengan sangat lantang nya. Membuat Rose makin marah dan mungkin saja dia darah tinggi karena hal ini. Sungguh membuat nya jadi seperti orang gila yang ngomong sama orang gila.
"Yah! Dosen Jay... Kau harus menjawabnya! Dengan benar. Dimana rumah mu?!" Tanya Rose dengan menekan setiap katanya.
Kemudian Dosen Jay mengeluarkan suatu kartu dari dompetnya dan rupanya itu adalah kartu identitas nya sendiri. Ah! Frustasi sekali dia sekarang. Jika seperti ini kenapa dia harus berteriak teriak?! Dasar Rose bodoh. Kenapa dia tidak menggeledah tadi?
Oke. Perumahan Red Tiger. Nama yang aneh bagi Rose.
"Tunggu... Bukankah itu perumahan yang... Banyak sekali penjahat nya?" Tanya Rose pada dirinya. Dia memandangi jalanan yang ada di depan nya saat ini..
Yah! Dia baru saja mendengarkan di televisi kemarin malam, atau mungkin lusa kemarin. Seseorang memberikan informasi bila 20 persen penduduk perumahan Red Tiger adalah sekelompok penyebar dan pengguna Narkoba. Astaga. Itu mematikan sekali. Rose jadi takut.
Apa lebih baik dia berlari dan pergi saja? Ini terlalu menyeramkan untuk nya.
"Jangan tinggalkan aku. Aku tidak bisa melihat dengan benar. Kacamata ku.... Hilang.... Kepala ku juga pusing." Kata Dosen Jay dengan memegang kaki kiri nya Rose.
"Hah? O-oke." Jawab nya dengan tergagap-gagap.
Dia dengan sangat cekatannya segera berjalan dengan baik dengan membopong Dosen Jay.
Bahkan hanya ada 1 lampu jalan di perumahan ini. Apa benar ini Dosen Jay? Dia tidak menyangka. Orang se-polos dosen Jay bisa tinggal di perumahan yang ganas dan liar ini. Apa jangan-jangan dia salah satu kompolotan nya hanya saja... Menyamar sebagai seorang dosen?
"Jangan takut...." Kata nya dengan menempelkan kepala nya pada bahu Rose. Lihatlah dia sangatlah aneh sekali. Dan itu membuat nya jadi sangat kacau sekali rasanya.
Rose melihat beberapa orang yang ada di depan nya saat ini. Mereka melihat nya dengan tatapan penuh kekejaman. Seolah dia adalah seorang pembegal.
"Siapa kamu?! Orang yang lewat disini. Harus kenal sama saya! Transfer 10 juta!" Bentak nya dengan mengeluarkan sebuah crowbars yang sangat tajam sekali dan dia sudah mendorong tubuh nya Dosen Jay.
Buk! Buk! Buk! Semua orang itu menginjak injak Dosen Jay hingga babak belur.
"G-gue... Jay." Kata nya dengan sangat tegas sekali. Menatap salah satu orang yang disana.
"Eh? Maaf maaf... Maaf... Lagian kamu bawa orang cantik. Sorry bro... Aduh! Buta mata lu apa?! Itu Jay lah!" Bentak teman nya dengan mencubit teman yang baru saja menghajar Jay.
"Jangan ganggu kita lah." Ucap Jay
"Ini siapa lu?" Tanya teman nya. Namanya Cristopher.
"Istri." Jawab nya dengan sangat singkat.
"Woah! Cepet banget dapet nya. Cantik lagi. Mau tidur di rumah bareng sekarang?" Heboh Cristopher.
Mereka semua yang ada disini segera membungkuk sopan. Sedangkan Rose jadi nge-bug. Apa yang baru aja dia bilang? Wife? Yang bener aja. Apa dia salah denger yah? Tapi kayaknya ga mungkin dia salah deh.