Hari itu setelah selesai jam kampus, seperti biasanya, Rose menghabiskan waktunya di ruangan musik nya. Dia merasa sangat kekalahan sekali. Mungkin dengan mencoba menyanyikan 1 atau 2 lagu bisa meredakan rasa lelahnya. Rose juga sudah mengerjakan beberapa tugas kampus yang akan membuatnya pusing.
"Ah... Kenapa semua orang disini selalu menghancurkan studio ini?" Tanya Rose dengan menatap studio musik yang hancur lebur seolah sedang terkena bencana alam.
"Maaf... Tapi---"
Sang dosen nya itu, Dosen Jay tiba tiba saja datang dengan membawakan sebuah benda di tangan nya. Rose hanya bisa diam saja dia mundur beberapa langkah. Menatap benda untuk membersihkan ruangan ini.
"Aku hanya lewat saja tadi. Tidak untuk---"
"Bisakah kau membantu saya?" Tanya nya dengan tersenyum lebar. Memberikan Rose sebuah sarung tangan.
Rose menggigit bibirnya. Dengan sangat terpaksa nya dia harus membungkuk dan memunguti pecahan kaca dimana mana. Astaga... Siapa yang berani merusak studio nya ini?
Jay yang sibuk mengangkat alat musik yang sudah rusak itu tiba tiba saja mendapatkan panggilan ponsel dari seseorang. Ia enggan menjawab tapi dia tidak enak dengan Rose yang ada disekitarnya.
"Hello?"
Dia segera berjalan ke depan dan menjawab Telpon itu dengan sangat kebingungan sekali. Aduh dasar dua Criss itu benar benar menyebalkan sekali. Dia tidak tanggung tanggung nya terus mengancam nya. Menyebalkan sekali mereka berdua.
Rose menatap dosen nya dengan tatapan yang sedikit kebingungan juga. Apakah yang dia lakukan saat ini sudah benar? Rose berjalan ke arah Dosen Jay. Kemudian dia berkata jika dia akan pulang sekarang.
"Baiklah. Ayo pulang bersama. Aku juga harus bertemu dengan orang tua mu." Kata sang dosen dengan tersenyum tipis.
Rose mengerutkan kening nya. Dia menggeleng. Astaga... Malu sekali dia kali ini. Lihatlah semua orang yang ada disana menatap nya dengan tatapan aneh nya itu. Dia jadi sangat malu, karena terus terusan berbicara dengan dosen ini. Apalagi tatapan Dosen Jay yang tidak biasa itu.
"Mmm... Aku bisa... Bi-bisa pulang sendirian kok." Kata Rose yang jadinya salting. Apalagi disana ada Wendy and the ganks. Ia jadi sedikir kikuk.
Cuaca yang sangat dingin ini membuat Rose harus berjalan kaki hingga halte bus yang didepan sana. Dia sangatlah lelah sekali dengan hal ini. Dia merasa sangat lemas dan lemah. Tubuh nya yang kesal itu masuk kedalam sebuah bis. Tapi entah kenapa tiba tiba saja seseorang masuk dengan gayanya yang tidak cocok bila dia masuk ke dalam bis. Astaga... Kenapa hari ini dia sial sekali?
Kenapa harus bertemu dengan Jerome? Iabakan membully nya lagi? Huh... Menyebalkan sekali rasanya.
"Hai." Sapa Jerome dengan tersenyum lebar. Dia melambaikan tangan nya ke arah Rose dan dia merasa sangat nyaman sekali. Tidur di bahunya Rose begitu saja.
"Ihh! Apaan sih lo! Jangan dempet dempet!" Ketus Rose dengab segera berpindah tempat duduk. Enak saja. Mentang mentang kehidupan orang barat bebas, dia bisa sedekat itu dengan nya.
Tidak semudah itu ferguso...
Dengan wajah nya yang terlihat sebal sekali, Rose memainkan musik yang dia putar di earphone nya. Mulai terbawa suasana dan akhirnya tertidur dengan pulas.
"Setelah belokan kiri adalah rumah mu... Kau harus bangun." Kata Jerome dengan menatap wajah cantik gadis itu.
"Oh astaga... Aku tidak menyangka ada orang secantik dia." Kata nya dengan suara paling pelan. Mungkin rose sampai tidak bisa mendengarkan nya.
Tapi dengan cepat, Jerome mengusir rasa acuh nya itu dan dia kembali menjadi seorang Jerome yang tak acuh. Dia sangat suka sekali memandang Rose dan bahkan menjahilinya. Hingga dia lupa sekali dengan image nya yang dulu, super judes dan jutek.
Karena mementingkan imagenya itu, Jerome langsung turun dari bis dan meninggalkan gadis itu sendirian. Tak peduli apa yang akan terjadi dengannya. Lagipula dia bukanlah teman ataupun PACAR dari anak itu. Jadi ia tidak pernah peduli akan hal itu. Apapun itu yang terjadi.
---***---
24.00
Rose terbangun karena suara alarm dari ponsel nya. Dia menguap lebar dan meregangkan tubuhnya dengan luwes.
"Hwaammm... Apa yang terjadi---"
Rose mengerutkan keningnya. Dimana dia sekarang? Kenapa sekitarnya... Sangat berbeda sekali? Apa ya g baru saja terjadi dengan dirinya? Aneh... Dia ada di dalam BIS? SAMPAI JAM 12 MALAM??
Rose segera berdiri dan dia menatap bis yang sudah dikunci. Astaga!
"Tolong!! Hey! Siapapun yang ada diluar tolong aku!!" Teriak nya dengan menggedor gedor pintu bis.
"Bitch! Astaga... Aku harus gimana coba?!"
Dia segera menatap ponselnya. Dan dia mulai menelepon teman dan sahabat dekatnya satu persatu tapi tidak ada yang menjawab nya.
"Apa yang terjadi dengan mu?" Tanya mamanya dengan sangat marah sekali.
Tidak ada pilihan lagi, Rose harus menelepon ibunya.
"Ma!! Tolongin Rose pliss... Rose sedang ke kunci di bis!!" Teriak Rose dengan sangat kebingungan sekali.
Mamanya yang menganggap anak nya itu sedang mabuk segera menyuruh dosen Jay yang ada di rumah nya untuk menyusul Rose.
"Eh eh... Jangan pak dosen juga kali mah... Yang lainnya... Daddy? Daddy aja yah!" Kata Rose dengan kebingungan.
"Ohh? Dosen mu sudah berangkat...." Kata sang ibu dengan sangat ramah sekali.
Rose menendang pintu bis dengan sangat kasar sekali.
"Aish!! Menyebalkan sekali!" Ketusnya dengan menendang dan terus menendang.
10 jam berlalu, akhirnya seseorang datang dengan membawa sebuah kunci. Rose segera dibukakan dan ada sebuah sopir bus yang meminta maaf padanya.
"Iya... Lain kali lebih teliti ya pak." Ujar Rose dengan kebingungan sekali.
"Ayo pulang." Kata sang dosen dengan menarik tangan nya.
Rose yang ada disana tentu saja terkejut.
"Ih apaan sih sok kenal." Ketusnya dengan berjalan ke arah jalanan yang sebenarnya... Tunggu.
Dimana dia? Apakah ini ada di wilayah... Sydney? Astaga! Kenapa ini begitu... Aneh?
Rose tersadarkan bila dia sudah ada di hari berikutnya. Dimana dia berada di Sydney dan bukan di Melbourne.
"Ahhh!! Gila banget! Kenapa aku ada disini hah? Ahahaha... Kau berbohong kan? Yah! Jangan nge prank lah!" Kata Rose dengan kebingungan.
"Ini beneran Rose. Maafkan aku karena terlambat. Aku mengenakan mobil untuk sampai kesini. Untung saja bis mu mogok. Jika tidak kau bisa sampai ke Cina." Kata
dosen Jay.
Dia memberikannya sebuah selimut tebal untuk melindungi dirinya dari suhu dingin ini. Rose hanya bisa mengangguk saja saat ini. Dia kehilangan kata kata untuk kejadian ini.
"Sydney? Hah... Lucu sekali sopir bis itu! Shit!" Ketusnya dengan sangat kelelahan sekali.
"Kau kenapa bisa sampai Sydney hah? Dan juga... Kau salah ambil jurusan bis. Jadinya tersesatkan. Astaga... Ceroboh sekali." Ketus Dosen Jay.