"Ya iya. Jangan kelamaan kelayapan, ntar lo dipanggil keruangan bk lagi. Kagak naik kelas kapok lu." ujar Nara.
"Iya ... iya bawel."
Selanjutnya Manu pergi keluar rumah sakit untuk menemui teman-temannya di markas. Sudah memastikan kondisi Nara sekarang dirinya cukup lega, setidaknya mendengar kabar.
****
Berada di ruangan bersama Gevan membuat Nara semakin ingin pulang. Tubuhnya sudah tidak lemas lagi tetapi luka tusukan itu cukup dalam, mana mungkin Dokter akan mengizinkannya pulang. Omelan serta teguran dari orang tuanya mulai mengisi telinga Nara. Kebosanan ini membuatnya jengah sekali.
"Lu bosan kan? Kita keluar bentar yuk sekalian nyari udara segar." ajak Gevan dengan semringah. Cowok itu menggunakan kalung putih ada tanda salib ditengahnya.
"Eum boleh banget. Sekalian bawa gue pulang." ujar Nara.
"Etsss kalau pulang gue pasti kena omel bokap lo tau." ucap Gevan.