Chereads / Batalnya Perjodohan / Chapter 23 - Aku Pergi Mencari Kerja

Chapter 23 - Aku Pergi Mencari Kerja

Li Qiao kembali ke kamar asrama yang berisi empat orang itu bersama Tang Yiting, lalu dia mengambil laptop dan langsung meninggalkan kampus.

Tang Yiting mengikutinya melewati jalanan, selangkah demi selangkah. Dia melihat mobil Mercedes-Benz G terparkir di tepi jalan, kemudian dia bertanya lagi, "Sebentar lagi kamu akan lulus, apakah kamu benar-benar tidak berencana memberi Jiang Yi pelajaran? Beberapa tahun ini, dia tak henti-hentinya menyebarkan gosip tentangmu."

Li Qiao memegang laptop tipis di lengannya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku tidak tertarik memberinya pelajaran."

Dia memang tidak pernah peduli mengenai pertengkaran antar teman.

Lagi pula, menurutnya itu bukanlah hal penting.

Tang Yiting tidak bisa menahan diri untuk mengutuk dan bergumam, "Bilang saja kalau kamu itu malas!"

Benar, Li Qiao memang sangat malas.

Tidak hanya sifatnya, bahkan dalam hal penerimaan terhadap orang dan hal-hal biasa di sekitarnya, dia tak mau ambil pusing.

Bukannya dia sengaja begitu, hanya saja dia sudah biasa bersikap seperti itu di rumah.

Dalam ingatan Tang Yiting, bantuan yang diberikan Keluarga Li kepada Li Qiao telah mencapai titik puncak, bahkan sampai membuat Li Qiao kesal sendiri.

Dia pernah mendengar, pada saat Li Qiao masih berumur lima tahun, bahkan temannya itu sampai tidak perlu berjalan sendiri, karena ada ketiga kakaknya yang menggendongnya ke mana pun dia pergi.

Kalau ingin minum atau ingin makan, bahkan dia tidak perlu mengulurkan tangan sama sekali. Kakak-kakaknya segera berebut untuk menyuapinya.

Sehingga, pertumbuhan Li Qiao menunjukkan bahwa seluruh anggota keluarga menyayanginya.

Semakin Tang Yiting memikirkan semua itu, dia semakin merasa bahwa dia telah hidup selama dua puluh dua tahun dengan sia-sia. Bagaimanapun juga, dia merupakan putri dari Keluarga Tang, yang termasuk lima besar keluarga terpandang di Kota Nan Yang. Tetapi, jika dibandingkan dengan Li Qiao, dia merasa seperti anak yang dipungut dari dalam selokan yang bau.

Beberapa saat kemudian, Li Qiao sampai di sebelah mobilnya. Dia membuka bagasi dan mengeluarkan kantong kertas belanjaan Chanel.

Tang Yiting memeluk kantong belanjaan barang mewah tersebut sambil tersenyum. Saat dia mencium kantong kertas itu, dan tercium bau uang.

Li Qiao menutup bagasi mobilnya dan menoleh kepada Tang Yiting, kemudian dia pamit. "Aku pergi dulu." 

Tang Yiting memeluk kantong kertas belanjaan Chanel dan mengedipkan matanya. Dia bertanya dengan curiga, "Kamu mau pergi ke mana? Kita sudah hampir lulus, bagaimana bisa kamu lebih sibuk daripada saat di kelas?"

Li Qiao berjalan ke depan mobil. Saat dia membuka pintu mobil, dia menjawab pertanyaan Tang Yiting dengan malas-malasan. "Aku mau pergi mencari kerja."

Tang Yiting pun bingung mendengar jawaban Li Qiao.

Bukankah dia dikirim ke lembaga penelitian? Sekarang dia mau pergi mencari kerja?

Sebelum Tang Yiting tersadar dari lamunannya, mobil Li Qiao sudah pergi.

 ...

Tentu saja, Li Qiao tidak pergi mencari kerja, tetapi berkeliling di pinggiran Kota Nan Yang, dan dia baru kembali ke rumah di siang harinya.

Dia membawa laptop dengan satu tangan sambil memasuki lorong. Sebelum sampai di ruang tamu, dia mendengar perselisihan yang semakin memanas.

"Ayah, semakin Ayah membicarakannya, aku jadi semakin bingung. Kita sudah berdiskusi tentang ini selama setengah hari, dan pada akhirnya Ayah tidak ingin Qiao Qiao membatalkan pernikahannya dengan Shang Lu?"

Orang yang mengatakan itu adalah kakak kedua Li Qiao, Li Yan.

Mendengar hal ini, langkah Li Qiao seketika terhenti. Dia bersandar di tembok marmer dan mendengarkan percakapan mereka berdua dari sudut dinding.

Saat ini, Li Guangming mengetuk cangkir di atas meja dengan keras, lalu dia berkata dengan tegas, "Kau tahu apa! Jika pernikahan ini sampai dibatalkan, kita memerlukan persetujuan dari Tuan Shang. Lihatlah Shang Lu, kualifikasi apa yang dimiliki pria itu? Dia masih belum mempunyai hak atas hal semacam itu."

"Shang Shaoyan tidak bisa menjadi Tuan?" kata Kakak tertua Li Jun dengan suara rendah dan penuh ketidakpuasan. "Selama bertahun-tahun, Ayah belum pernah menceritakan asal-usul perjodohan Li Qiao dan Shang Lu kepada kami. Sekarang Qiao Qiao telah diabaikan oleh Shang Lu, apakah Ayah tetap tidak mau mengatakan yang sebenarnya kepada kami?"

Kakak ketiga, Li Cheng, mengambil sebatang rokok. "Ayah sudah melihat sikap Shang Lu hari ini, kan?" Dia berhenti sejenak, namun kemudian nada bicaranya terdengar kejam, "Aku tidak peduli apa yang Ayah sembunyikan, tetapi jika Ayah masih bersikeras untuk menikahkan Li Qiao dengan Shang Lu…"

Kakak ketiga terus menghisap rokoknya dan berkata dengan nada yang kejam, "Aku tidak keberatan memanggil kembali semua pasukan di area perbatasan untuk bersaing dengan Keluarga Shang. Ini adalah caraku, urus masalah Ayah sendiri."

Li Guangming terdiam mendengar kata-kata putranya itu.