Chereads / Gadis Lugu Liar Galak / Chapter 8 - PENARIKAN ROH

Chapter 8 - PENARIKAN ROH

Perubahan ekspresi Pendeta Tao bukan hanya membuat Lu Dahua dan Mak Liu tertegun, hal itu bahkan juga membuat penduduk desa yang berdiri di sekeliling rumah keluarga Lu ikut terkejut.

Ketika Lu Sheng melihat dua sosok roh yang satu putih dan satu lagi hitam muncul di halaman, senyum di sudut bibirnya pun memudar. Ekspresi wajahnya menjadi sedikit rumit.

Roh yang hitam itu adalah ibu kandung Lu Sheng yang asli, Mak He. Ia sepertinya memiliki dendam yang dalam sehingga rohnya berwarna hitam.

Sedangkan roh yang putih adalah Lu Sheng yang asli.

Roh Mak He kini sedang berdiri di belakang Lu Dahua dan mak Liu. Wajahnya dipenuhi dengan amarah dan rasa dendam menatap kepada mereka.

Sedangkan roh Lu Sheng yang asli hanya berdiri di samping dengan kepalanya menunduk ke bawah, tampak sedikit kebingungan di wajahnya.

Belum genap dua puluh tujuh jam, Lu Sheng yang asli masih belum menyadari bahwa dirinya sudah meninggal.

"Karma! Apa yang kalian lakukan, cepat atau lambat akan terjadi pada diri kalian sendiri. Bersiap-siaplah!"

Setelah mengatakan hal itu, Pendeta Tao pun pergi dengan penuh emosi.

Lu Sheng melirik ke arah Pendeta Tao, kemudian tatapannya kembali fokus ke kedua roh itu dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

Sesaat kemudian, Lu Sheng mengeluarkan sebuah kertas hu kuning. Ia memejamkan matanya dan mulai membaca, "Murid Taoist Lu Sheng, hari ini menemukan roh yang berkeliaran. Di sini, saya memohon kepada para Dewa dan Dewi untuk membantu saya menyelamatkan roh tersebut agar mereka bisa kembali ke habitat mereka dan beristirahat dengan tenang!"

Seusai Lu Sheng merapalkan doa itu, roh Mak He dan Lu Sheng yang asli pun berubah menjadi gas berwarna hitam dan putih, kemudian terbang ke arah kertas hu kuning yang di tangan gadis itu.

Roh Lu Sheng yang asli masih kebingungan sehingga ia pun segera tertarik ke dalam jimat dengan mudah.

Sebaliknya, roh Mak He melawan dengan kuat, tidak ingin masuk ke kertas hu kuning. Jeritan dan tangisan sedihnya menunjukkan bahwa masih ada yang perlu ia lakukan. Namun, ketika ia membuka mata dan melihat ke arah Lu Sheng, tatapannya pun membeku. 

Lu Sheng tersenyum kepada roh Mak He sambil berkata, "Jangan khawatir, aku akan membalas dendam kalian."

Mendengar kata-kata Lu Sheng, kedua mata Mak He yang awalnya hitam total dalam seketika menjadi hitam putih. Aura gelap yang ada di sekelilingnya juga mulai memudar.

Setelah Mak He tertarik ke dalam kertas hu kuning, Lu Sheng menyimpan jimat itu ke dalam gelang ruangannya.

Di dalam gelang ruangan, roh Mak He dan Lu Sheng yang asli bisa menghirup reiki. Setelah itu, Lu Sheng akan mengirim keduanya ke tempat reinkarnasi agar mereka bisa dilahirkan kembali.

Setelah Pendeta Tao pergi, wajah Lu Dahua, Mak Liu, dan Lu Ning pun menjadi sangat pucat. Sementara itu, para penduduk desa yang menyaksikan hal tersebut tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Mereka tidak mengerti apa maksud dari kata-kata Pendeta Tao.

Namun karena pertunjukan sudah selesai dan mereka semua juga takut terbawa hawa tidak nyaman di sana, maka mereka cepat-cepat bubar.

"Ma, Mama, bagaimana ini?" Lu Ning yang panik tidak peduli dengan hal lain lagi. Ia pun bertanya kepada Mak Liu dengan wajah penuh ketakutan.

Tatapan mata Lu Dahua menggelap, tidak tahu apa yang ada di pikirannya sekarang.

Sementara itu, Lu Jiang dan Lu Xin yang masih berumur lima dan tiga tahun sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi. Mereka hanya berjongkok di samping, dengan ekspresi polos memandangi Lu Dahua, Mak Liu, dan Lu Ning. Keduanya bingung kenapa mereka ketakutan.

Mak Liu dengan pucat melihat ke arah Lu Dahua. "Dahua, apakah itu Mak He…"

Mak Liu tahu hantu yang mengganggunya semalam adalah Lu Sheng karena semalam ia sempat menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat wajah gadis itu. Wajah itu, bahkan sampai sekarang ia masih tidak bisa melupakannya.

Namun, Mak Liu tidak berani memberitahu Lu Dahua. Meskipun pria itu tidak suka dengan Lu Sheng, tetapi bagaimanapun, gadis itu kini bernilai lima ratus tael perak.

Jika Lu Dahua mengetahui bahwa Mak Liu dan Lu Ning yang membuat lima ratus tael perak itu melayang, ia pasti akan membunuh mereka.

Lu Dahua mengerutkan alis matanya. "Aku dengar di desa sebelah ada seorang penyihir, aku akan coba mengundangnya kemari."

Saat mendengar Lu Dahua ingin pergi mencari penyihir, Mak Liu pun mendesaknya untuk segera pergi.

Lu Sheng yang tidak ikut bubar dengan penduduk desa lainnya tetap berdiri di sana menunggu kedatangan penyihir itu. Tidak lama kemudian, setelah Lu Dahua pergi, kepala pelayan keluarga Chu datang sambil membawa pengawal tahanan kejaksaan.

Di antara mereka, ternyata ada dua orang yang familier bagi Lu Sheng.

"Kenapa mereka bisa ada di sini?" Lu Sheng bertanya-tanya dengan dirinya sendiri sambil terkejut.