Pada saat seperti itu pun, Lu Dahua hanya memikirkan uang.
Lu Sheng pun merasa hal itu sangat lucu, juga kasihan. Baik Mak He yang sudah meninggal maupun Mak Liu yang mempertaruhkan segalanya untuk menikah dengan Lu Dahua, mungkin mereka berdua sama sekali tidak berharga di mata pria itu.
"Aku tidak pergi ingin ke rumah keluarga Chu, aku sudah lelah."
Magistrat, mendengar jabatan itu, Lu Sheng sudah tahu bahwa usia orang itu pasti tidak akan muda. Selain itu, ia juga tidak mengerti kenapa orang dengan jabatan tinggi sepertinya bisa mencari istri dari desa kecil. Gadis itu pun merasa ada sesuatu yang tidak benar.
Bagaimanapun, pria itu adalah seorang pejabat dengan peringkat keempat. Bahkan, orang-orang kaya di kota Jing pun pasti sangat menginginkan jabatan tersebut. Mana mungkin ia tidak bisa mendapatkan istri?
Lu Sheng mengatakan hal itu sambil menguap. Tanpa menunggu Lu Dahua menjawab, ia langsung bangun dari kursi dan berjalan menuju kamarnya.
"Papa, Mama dan kakak Ning, kapan mereka akan pulang ke rumah?" Lu Jiang bertanya kepada Lu Dahua.
Meskipun Lu Jiang masih berusia lima tahun, tetapi ia juga bukannya tidak mengerti sama sekali. Anak itu bisa merasakan, ibu dan kakaknya mungkin tidak akan bisa kembali ke rumah.
Melihat Lu Sheng yang tidak ingin pergi ke rumah keluarga Chu, muncul rasa tidak senang dalam hati Lu Dahua. Saat mendengar putra kecilnya Lu Jiang bertanya mengenai Mak Liu dan Lu Ning, wajahnya pun semakin memburuk.
Dengan tidak sabar, Lu Dahua menggerakkan tangannya untuk mengusir Lu Jiang, "Sana, sana, sana! Main sendiri sana, jangan berisik!"
Ketika Lu Ran pulang, ia pun merasakan ada yang aneh dengan suasana rumah. Melihat meja yang yang diatasnya ada barang-barang sembahyang, tatapannya menjadi dingin.
Lu Ran sudah pergi mencari Lu Sheng sejak pagi, bahkan sebelum matahari terbit. Namun, ia tetap tidak mendapatkan hasil. Makanya, ia memilih untuk pulang dulu sebentar.
Namun, begitu sampai di rumah, Lu Ran melihat ayahnya yang biasanya sangat menyayangi Lu Jiang dan Lu Xin jadi bersikap tidak sabaran dengan kedua anak kecil itu, ia pun mengerutkan alisnya.
"Kakak, kapan Mamaku bisa pulang?" Saat melihat Lu Ran pulang, Lu Jiang pun berlari kepadanya dan menanyakan hal itu.
"Memangnya Mamamu ke mana? Aku saja tidak tahu!" Lu Ran memang tidak suka dengan Mak Liu. Jadi saat mendengar Lu Jiang bertanya tentang ibunya itu, ekspresi wajahnya pun semakin buruk.
Dengan wajah dingin, Lu Ran berjalan melewati Lu Jiang. Ia tidak menghiraukan Lu Dahua dan berjalan terus menuju kamarnya.
Biasanya, Lu Jiang sangat takut kepada Lu Ran. Melihat kakaknya tirinya itu marah, ia pun segera menggandeng Lu Xin yang berdiri di sampingnya dan tidak berani bertanya lagi.
"Sudah pulang?" Lu Dahua melihat Lu Ran yang berjalan ke kamarnya.
Tiba-tiba, Lu Dahua segera menyeret tangan Lu Ran sambil berkata, "Kamu pulang pada waktu yang tepat. Coba kamu bujuk adikmu, buat dia setuju untuk pergi ke rumah keluarga Chu."
Mendengar kata-kata ayahnya, Lu Ran tertegun. "Adik?"
Lu Dahua melanjutkan, "Ya adikmu, Xiaosheng. Dia sudah pulang."
"Di mana dia?" tanya Lu Ran.
"Di dalam kamarnya, sudah capek katanya."
Lu Ran yang sebenarnya sudah ingin mengetuk pintu kamar Lu Sheng pun mengurungkan niatnya saat mendengar kata-kata Lu Dahua.
"Aku juga sudah mengantuk, aku akan pergi ke kamar dulu," kata Lu Ran.
Dua hari itu, demi mencari Lu Sheng, Lu Ran sama sekali tidak bisa tidur nyenyak. Mendengar Lu Sheng sudah pulang, seluruh badannya pun mulai terasa lelah dan hatinya sudah merasa aman.
"Anak-anak ini, tidak ada yang bisa diandalkan." Lu Dahua mendengus, melihat pintu Lu Sheng yang tertutup erat, ia pun pergi.
Lu Jiang dan Lu Xin yang masih berada di halaman melihat ke sana ke sini. Kemudian, mereka pun memutuskan untuk pergi bermain dengan teman-temannya.
Namun siapa sangka, baru saja mereka berdua pergi sebentar, Lu Jiang sudah membawa Lu Xin yang menangis kencang pulang ke rumah.
Lu Sheng mengelus keningnya dengan tidak berdaya, ia pun cepat-cepat membuka pintu kamar dan keluar. Kemudian, ia bertanya apa masalah mereka.
Lu Jiang melihat Lu Sheng, wajah anak kecil itu penuh dengan ingus. Dengan air mata yang berlinangan derasa ia bertanya, "Kakak Sheng, mereka bilang Mamaku dan kakak Ning ingin membunuh kamu, jadi mereka dibawa pergi oleh polisi dan tidak akan pulang lagi, benarkah itu?"
Selama ini, perhatian Mak Liu lebih ditujukan kepada Lu Ning. Kedua anak kecil itu malah tidak begitu dipedulikan olehnya.
Melihat Lu Sheng tidak bicara, wajah Lu Jiang pun memucat.
Sebenarnya, Lu Jiang dan Lu Xin juga tahu bagaimana ibu dan kakaknya memperlakukan Lu Sheng.
Ibu mereka memang sering bersikap tidak baik kepada Lu Sheng. Lu Jiang dan Lu Xin juga biasa melihat ibu mereka marah-marah dan bahkan memukul kakak tirinya itu. Selain itu, gadis yang mereka panggil kakak Sheng itu juga kadang tidak diberi makan.
"Kakak Sheng, Mamaku dan kakak Ning, mereka… apakah benar-benar mau membunuhmu?"
Lu Sheng menampilkan sebuah senyuman, kemudian ia berkata, "Masalah ini, kita tidak boleh membahas lagi ya. Beberapa hari ini, kamu jangan pergi keluar rumah, temani Lu Xin di rumah saja. Suatu saat nanti, semua akan membaik lagi."
Kedua anak itu sangat manis, Lu Sheng lumayan suka kepada mereka.