"Dokter Jiang, Dokter Jiang … "
Di sebuah kantor, seorang perawat junior dengan sekuat tenaga mengguncang tubuh seseorang yang berbaring di atas meja. Namun, orang tersebut tampaknya tidur terlalu nyenyak. Bahkan, tak peduli seberapa kuat perawat itu mengguncang tubuhnya, ia sama sekali tidak bereaksi.
"Dokter Jiang, cepat bangun!"
Sebenarnya, Jiang Tingxu sudah sejak tadi terbangun. Namun, entah mengapa, apa pun yang terjadi, ia tak bisa membuka matanya, seolah ada sesuatu yang mengurungnya.
Perawat junior itu pasti sangat cemas. Jiang Tingxu berusaha keras agar ia sadar sepenuhnya. Namun, tiba-tiba ia merasakan semua tubuhnya bergetar.
Ssss ....
Apakah nenek tua ini mengira dirinya sebagai pengocok dadu?
Akhirnya, ia membuka matanya.
"Apa yang kau khawatirkan? Apakah musuh datang lagi?" Nada suaranya terdengar tidak sabar.
Perawat junior itu akhirnya berhenti.
"Ini jauh lebih menakutkan dari serangan musuh! Profesor bedah toraks, Miejue, mencarimu dan memintamu segera ke kantornya!"
Profesor Miejue?
Tunggu ....
Penampilannya yang acak-acakan dan malas menjadi tersadar dan sorot mata Jiang Tingxu menjadi lebih tajam.
Dengan cepat ia memindai segala sesuatu di sekelilingnya. Apa? Apa yang terjadi?
Apa aku bermimpi?
Namun, Jiang Tingxu tidak sempat memikirkan permasalahan ini. Perawat junior itu berbicara lagi.
"Dokter Jiang, cepatlah naik! Profesor Miejue tak suka orang datang terlambat! Jangan biarkan si orang tua itu datang dan membunuh kita di sini!
"Uhuk, uhuk … di luar masih ada pasien. Aku akan keluar dulu."
"Ya."
Di permukaan, suasana tempat itu benar-benar tenang. Namun, di dalam, justru bergejolak, seolah-olah akan ada gelombang badai.
Di depan matanya, Jiang Tingxu melihat adegan yang familiar sekaligus asing. Rasa sakit di pahanya juga terasa.
Jadi, apakah aku kembali?
Kembali ke masa sepuluh tahun lalu?
...
Sekitar lima menit kemudian, Jiang Tingxu sudah berjalan menuju lift bedah toraks. Jika dilihat dari dekat, mata Jiang Tingxu saat ini dipenuhi kegembiraan.
...
Ting!
Terdengar suara lift yang terbuka.
Jiang Tingxu akhirnya sampai di tempat bedah toraks.
"Huuh .… "
Saat ini, Jiang Tingxu menarik napas dalam-dalam beberapa kali sebelum mengangkat kakinya dan keluar dari dalam lift. Tubuhnya gemetar tak terkendali dan pandangan matanya kabur.
Hingga akhirnya telapak tangannya bergoyang di depan matanya. "Xiao Jiang? Hei, apa yang terjadi padamu?
Mendengar suara itu, Jiang Tingxu mengangkat kepalanya. Ia hampir saja berseru saat melihat siapa yang ada di hadapannya.
"Profesor?"
Sang profesor mengenakan jas putih, dengan senyum yang terukir di wajahnya. Ia mengenakan kaca mata hitam berbingkai yang modelnya tidak berubah selama beberapa dekade. Gambaran ini telah menjadi ciri khas tersendiri baginya.
"Apa kau begitu terkejut melihatku? Kalau tidak salah, Nona, bukankah kita baru bertemu kemarin? Ataukah aku salah ingat?"
Oh, tentu saja ini salah.
Jiang Tingxu menelan ludah yang bersarang di tenggorokannya.
"Uhuk. Tentu saja Profesor tidak salah ingat. Aku baru saja teringat sesuatu."
Orang tua itu lagi-lagi tertawa sinis mendengarnya.
"Baiklah. Apakah kau datang ke tempat ini untuk mencari Miejue?"
Ssss ...
Profesor, apakah kau tiba-tiba menyebut Miejue, muridmu yang tertutup?
"Ya, benar."
"Kalau begitu, kau jangan pergi. Aku baru saja keluar dari dalam. Miejue akan sangat marah. Bahkan Master tidak bisa mengurusnya. Jika gadis sepertimu masuk, bukankah dia bisa membakarmu hidup-hidup?"
Saat mendengarkan profesor tua ini berbicara, jantung Jiang Tingxu berdetak lebih cepat. Siapa yang membuatnya takut kepada Bibi Wen saat dia masih kecil?
Ya, anak kecil mana yang tidak takut pada dokter?
Ini jelas-jelas bayangan psikologi yang serius!
Namun, saat ini, meskipun Bibi Wen benar-benar ingin mencincang dirinya, ia bersedia melakukannya. Jiang Tingxu sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam dan berbaring.
"Profesor, bukankah Anda sibuk? Kita mengobrol lain kali saja, aku masuk dulu."
Nada suara Jiang Tingxu mengisyaratkan bahwa ia sedang terburu-buru. Begitu Jiang Tingxu melontarkan kata-kata itu, ia langsung meninggalkan orang itu, tapi ia melihat sudut bibit sang profesor berkedut.
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.