Chapter 4 - Jahat Sekali!

Huo Hannian menatap Wen Ruan dengan tatapan yang sinis ketika ia hendak pergi. Tatapan matanya terlihat suram, namun penuh dengan aura permusuhan.

Wen Ruan bergumam sambil menggembungkan pipinya dan masih tetap berdiri di tempat yang sama seperti sebelumnya.

Jahat sekali tatapannya! Batin Wen Ruan.

Kemudian Wen Ruan memikirkan apa yang telah ia lakukan pada Huo Hannian sejak pemuda itu dipindahkan ke kelas 13-10, dan seketika wajah kecilnya langsung terlihat cemberut.

Ini semua karena salahku, aku tidak pantas hidup!

Semua ini karena aku sendiri yang menciptakannya!

Ketika bel berbunyi, Wen Ruan tidak kembali ke kelas, namun ia pergi ke kantor guru.

Gedung sekolah ini totalnya ada lima lantai. Jadi akan memakan waktu yang cukup lama untuk membersihkan semua kaca yang ada di sini, dan kemungkinan sore hari baru selesai membersihkannya.

Wen Ruan mulai membersihkan kaca di lantai lima. Ketika ia sudah sampai di lantai tiga, ia bertemu Huo Jingxiu yang kembali dari kompetisi pendahuluan AI atas nama sekolah.

Huo Jingxiu sangat anggun dan lembut, keanggunannya seperti batu giok yang indah. Saat tersenyum, wajahnya yang tampan itu terlihat begitu dingin seperti angin musim semi.

Penampilan Huo Jingxiu sangat berbeda jika dibandingkan dengan Huo Hannian yang garang dengan alisnya yang tebal dan tatapan matanya yang tajam. Huo Jingxiu layaknya malaikat yang turun ke bumi.

Dalam kehidupan terakhirnya, Wen Ruan tertipu oleh wajah munafik Huo Jingxiu. Huo Jingxiu seolah-olah memiliki perasaan pada Wen Ruan, namun sebenarnya ia adalah orang yang berdarah dingin dan kejam. Kebaikannya kepada Wen Ruan hanya untuk balas dendam dan merampas kekayaan keluarga Wen.

Hingga pada akhirnya, Huo Jingxiu bekerja sama dengan He Wanwan. Mereka membunuh Ayah dan Nenek Wen Ruan, lalu mengambil alih perusahaan Grup Wen, dan membunuh semuanya anggota keluarga Wen. Mereka sengaja ingin membuat keluarga Wen menjadi hancur!

Karena amarah yang sudah memuncak,tubuh Wen Ruan langsung gemetar saat melihat Huo Jingxiu.

"Ruanruan, kenapa kamu ada di sini?"

Wen Ruan berusaha untuk menahan emosi yang bergejolak dalam lubuk hatinya, perlahan ia menggosok pergelangan tangannya yang putih. Ia berusaha untuk tetap bersikap tenang bahkan suaranya juga masih terdengar manis dan lembut, "Aku dihukum Asisten Kepala Sekolah untuk membersihkan jendela. Aku sudah membersihkannya selama satu jam lebih, tanganku rasanya sangat capek!"

"Bagaimana kalau aku yang menggantikanmu membersihkan jendela?" Di depan Wen Ruan, Huo Jingxiu berpura-pura peduli dan perhatian padanya. Padahal sebenarnya, dalam hati Hu Jingxiu mengatakan bahwa Wen Ruan adalah orang yang bodoh. Ia lebih suka melihat Wen Ruan menderita karena lelah membersihkan hendela sampai mati daripada dirinya yang kelelahan.

Kemudian Wen Ruan menyerahkan lap kaca yang ada di tangannya kepada Huo Jingxiu sambil tersenyum, "Baiklah."

Huo Jingxiu melihat kain kotor di tangan Wen Ruan, kemudian ia pun mengerutkan keningnya. Setelah itu ia berusaha menyembunyikan perasaaan tidak senang dalam hatinya.

Saat melihat Wen Ruan yang memindahkan bangku kecil ke satu sisi, Huo Jingxiu berkata dengan lembut, "Ruanruan, ada susu dan pisang di tas sekolahku."

Wen Ruan tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya.

Ketika Huo Jingxiu selesai membersihkan jendela dan ingin turun dari kursi, Wen Ruan mengupas kulit pisang dan melemparkannya dengan tepat sasaran.

"Aduh!"

Huo Jingxiu pun terpeleset dan jatuh dengan keras.

Wen Ruan segera bangkit dan berlari ke arah Huo Jingxiu dengan wajah ketakutan dan polos, "Maaf, aku membuangnya ke tempat sampah. Aku tidak menyangka malah tidak masuk ke dalam tong sampah. Sakit, tidak?"

Huo Jingxiu merasa tulang ekornya akan patah.

Namun saat menghadapi tatapan mata Wen Ruan yang jernih dan polos seperti rusa, ia tidak bisa menyalahkan Wen Ruan dan pada akhirnya ia hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku baik-baik saja."

"Syukurlah kalau begitu, aku akan membantumu berdiri!"

Wen Ruan mengulurkan tangan untuk membantu Huo Jingxiu untuk berdiri. Sebelum Huo Jingxiu benar-benar sudah berdiri, tiba-tiba ia tersandung lagi. Sehingga Huo Jingxiu pun kembali jatuh ke lantai, siku Wen Ruan mengenai bagian milik Huo Jingxiu yang paling rentan dengan keras.

"Ah!"

Melihat wajah Huo Jingxiu yang cemberut karena menahan sakit, mata Wen Ruan pun langsung penuh dengan air mata. Lalu ia bertanya dengan rasa bersalah dan sedih, "Jingxiu, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya terpeleset. Apakah kamu baik-baik saja? Aku akan membantumu berdiri lagi?"

Huo Jingxiu tidak berani meminta Wen Ruan untuk membantunya berdiri. Saat ini, ia masih merasa kesakitan dan rasanya ingin mencekik Wen Ruan, namun ia tidak bisa menyinggung Nona Besar yang kaya ini. Pada akhirnya ia hanya bisa menahan rasa sakit dan berdiri sendiri sambil menggertakkan giginya.

Saat itu Wen Ruan masih berjongkok di bawah, ia menundukkan kepalanya sehingga wajah kecilnya ia sembunyikan di balik lengannya, dan bahunya yang kurus tampak sedikit mengencang.

Huo Jingxiu mengira bahwa Wen Ruan sedang menangis. Ia pun berusaha untuk menahan rasa sakit dan amarahnya, kemudian menepuk pundak Wen Ruan sembari berkata, "Ruanruan, aku tahu kamu tidak bermaksud untuk melukaiku, aku tidak akan menyalahkanmu."

"Jingxiu, aku sedih karena sudah menyakitimu, apa kamu sungguh baik-baik saja?" Tanya Wen Ruan dengan matanya yang basah karena air mata sambil menatap Huo Jingxiu.

"Aku sungguh baik-baik saja."

"Syukurlah kalau begitu, lanjutkan membersihkan jendela untukku. Aku akan membeli teh buah jeruk nipis favoritmu."

Tidak peduli apa yang dikatakan Huo Jingxiu, Wen Ruan pergi dengan wajahnya yang terlihat malu.

Tepat ketika ia baru sampai ke sudut tangga, Wen Ruan melihat Huo Hannian berjalan ke lantai atas sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan ekspresi wajahnya tampak suram.