Chereads / Kesempatan Hidup Kedua Peri Keras Kepala / Chapter 7 - Menggoda Lebih Dulu, Lalu Menghempaskan Lagi?

Chapter 7 - Menggoda Lebih Dulu, Lalu Menghempaskan Lagi?

"Kak Ruan." Wen Yin yang duduk di depan Huo Hannian, diam-diam menyerahkan sebuah catatan.

Kemudian Wen Ruan pun membuka catatan yang diberikan oleh Wen Yin tersebut.

[Kak Ruan, teman sebangkumu sangat tidak normal. Kita harus menemukan cara untuk mengeluarkannya dari kelas 3-10.]

Setelah membacanya, Wen Ruan pun menjawab:

[Apanya yang tidak normal? Aku rasa dia sangat jantan!]

Tiba-tiba Wen Ruan melemparkan bola kertas ke arah Wen Yin.

Wen Yin pun menundukkan kepalanya untuk menghindari bola tersebut, dan ia pun marah ketika ia melihat apa yang ditulis Wen Ruan.

Wen Ruan menatap wajah Wen Yin yang cantik, dan matanya yang cerah seperti mata rusa itu menatap Wen Yin dengan tatapan yang dingin.

Setiap hari Wen Yin selalu mengikuti Wen Ruan seperti anak anjing yang selalu mengikuti induknya, menyanjung dan membanggakannya, dan terlihat setia.

Demi membantu Wen Ruan, Wen Yin selalu mengusulkan rencana-rencananya yang jahat untuk menyakiti Huo Hannian. Bahkan, ia juga menyukai Huo Jingxiu dan ingin membantu Huo Jingxiu untuk melampiaskan amarahnya!

Dengan segera Wen Yin pun melempar balik bola kertas tersebut.

[Kak Ruan, mengapa kita tidak membawanya ke gang sepulang sekolah, lalu memasukkannya ke dalam karung dan memukulinya supaya dia tidak bisa mengikuti ujian bulanan minggu depan?]

Wen Ruan pun kembali membalas, [Dia bahkan bisa menghancurkan ular dengan satu tangan. Apakah kamu pikir kita masih bisa mengalahkannya?]

Begitu Huo Hannian bertarung, sepuluh orang seperti Huo Jingxiu pun bukanlah lawannya. Kekuatan berbahaya seperti itu bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh orang biasa!

Tidak lama kemudian Wen Yin menjawab, [Kak Ruan, ada apa denganmu hari ini? Biasanya kamu paling membenci Huo Hannian, kamu ingin sekali dia segera menghilang dari pandanganmu. Kenapa kamu terus melindunginya hari ini? Kamu tidak sedang mengubah strategi, bukan? Oh begitu. Apakah kamu ingin menggunakan trik merayu dengan kecantikanmu? Dapatkan hatinya dulu, lalu menyingkirkannya dengan kejam?]

Wen Ruan hampir tertawa terbahak-bahak saat membaca pesan dari Wen Yin tersebut.

Wen Yin sangat layak menjadi penulis skenario besar di masa depan. Ia bisa memikirkan plot kejam yang menarik.

Wen Ruan memang ingin merayu Huo Hannian, namun sekarang Huo Hannian bersikap dingin dan benci padanya. Tapi bagaimana pun juga Wen Ruan tetap harus bisa melakukannya!

Wen Ruan terlalu malas untuk membalas Wen Yin. Kemudian ia pun meremas catatan itu menjadi bola dan akan merobeknya menjadi beberapa bagian. Namun tiba-tiba, ada sesuatu yang aneh datang dari kakinya.

Wen Ruan pun langsung menundukkan kepalanya dan melihat bahwa pemuda yang ada di sebelahnya itu telah mengubah posisi tidurnya. Salah satu kakinya yang panjang terbuka dan posisinya saat ini sangat dekat dengannya. Kain celana seragam sekolah tampak menyentuh kulit kakinya yang putih.

Sebenarnya itu hanya sentuhan kecil, namun mampu membuat Wen Ruan seolah mati rasa dan ia pun tertegun sejenak.

Kemudian Wen Ruan menatap Huo Hannian tanpa waspada, lalu ia menatap mata Huo Hannian yang gelap dan sipit itu. Bahkan Wen Ruan sendiri juga tidak tahu sejak kapan Huo Hannian sudah membuka matanya.

Mata Huo Hannian biasanya terlihat begitu dalam, sipit, dan indah. Dengan bulu mata yang lentik, tebal dan lebat. Saat melihatnya sekilas, sepertinya ia memang terlahir dengan eyeliner alami yang membuat pupil matanya terlihat gelap dan dalam.

Saat melihat ekspresi Huo Hannian yang seperti itu, seluruh tubuh Wen Ruan seketika langsung bergetar dan bahkan tangannya juga ikut gemetar.

Bola kertas yang dipegang Wen Ruang itu pun terjatuh dan perlahan menggelinding ke bawah kaki Huo Hannian yang ramping dan mengenakan sepatu itu. Ketika Wen Ruan melihat bola kertas itu sudah tepat berada di bawah kaki Huo Hannian, seketika napasnya terasa sesak dan seolah sebentar lagi ia akan berhenti bernapas!

Saat ini kepala Huo Hannian masih berbaring di atas meja, ia menatap Wen Ruan dengan tatapan yang dingin dan alis yang terangkat.

Bibir Wen Ruan seketika langsung kaku dan terasa sulit untuk berbicara. Namun pada akhirnya ia pun berkata dengan suaranya yang manis, renyah dan lembut, "Sebenarnya, aku punya sesuatu untuk dikatakan kepadamu. Aku sebelumnya sudah terlalu naif dan bodoh. Bahkan aku juga sudah melakukan banyak hal bodoh yang menyakitimu. Aku berjanji hal serupa tidak akan terjadi lagi ke depannya..."

Saat Wen Ruan berbicara seperti itu, ia berpura-pura untuk tetap tenang. Kemudian ia pun menjulurkan kakinya untuk kembali mengambil bola kertas yang terjatuh itu.

"Aku sungguh-sungguh minta maaf padamu. Aku harap kita bisa berjabat tangan dan berdamai..."

Dari sudut mata Huo Hannian, Wen Ruan melirik bola kertas yang ada di kakinya. Tiba-tiba Huo Hannian menggerakkan kakinya yang panjang itu, dan bola kertas itu pun diinjak-injak di bawah kakinya.

Saat melihat bola kertas tersebut diinjak oleh Huo Hannian, Wen Ruan tampak sangat terkejut.

Jika Huo Hannian membaca isi di bola kertas itu, dia pasti mengira bahwa aku akan menggunakan trik untuk merayunya dengan kecantikan yang aku miliki...

Tidak boleh! Jangan sampai membuat Huo Hannian membacanya! Batin Wen Ruan.

Kemudian Wen Ruan pun langsung membungkukkan badannya dan berjongkok di bawah meja untuk mengambil bola kertas tersebut.

Wen Ruan pun dengan terpaksa mendorong kaki Huo Hannian yang ramping dan kuat, "Temanku Huo, kamu sudah menginjak benda milikku."