Semua itu hilang bersamaan dengan hilangnya Salafa dari hidup Iska, karena setelah lulus SMA Salafa mengejar kariernya dengan ikut kedua orang tuanya ke luar kota saat itu.
"Kalau aja Salafa ada di sini, pasti dia ngehibur aku." ucap Iska yang masih berada di dalam kamar.
"Dan kalau aja, kita masih bareng." ucap Iska yang mengenang Salafa.
Kini Iska mengingat kembali bagaimana ia dan Salafa dulu waktu SMA, di saat mereka masih remaja dan sedang kasmaran.
"Nggak bawa bekal lagi?" tanya Salafa saat menemui Iska di jam istirahat.
"Iya, soalnya nggak ada bahan yang di masak. Uangku kerja kemarin, di ambil ayah semua." jawab Iska yang begitu sedih.
"Nggak bawa uang saku juga?" tanya Salafa memperjelas.
"Kamu tahukan, uang dari mana buat saku." jawab Iska sinis.
"Yaudah jangan marah gitu, ke kantin yuk temenin aku makan." ajak Salafa.
"Nggak ah, aku nggak punya uang. Yang ada cuma liatin kamu makan, itu buat aku lebih lapar." jawab Iska menolak ajakan Salafa.