Keesokan harinya Salafa kembali memantau rumah pak Arman, ia ingin tahu bagaimana kabar Iska saat ini.
"Aku ke rumah tuan Arman dulu, apa kau mau ikut?" tanya Salafa pada Cass.
"Nggak, aku mau ke pasar buat jual semua hasil kebun kita." tolak Cass yang ingin ke pasar.
"Yaudah, kalau perlu bantuan segera telfon ya." ucap Salafa pamit pergi.
"Okey." jawab Cass yang mengangguk.
Bruumm.. bruumm.. suara moge yang di naiki Salafa membelah jalanan.
"Kok masih sepi, apa aku kepagian ya ke sininya?" lirih Salafa di area rumah pak Arman.
Sedangkan di sisi lain pak Arman sekeluarga masih sarapan, hari ini Iska tidak ke kampus karena merasa tak enak badan.
"Iska mana?" tanya pak Arman.
"Masih di kamar, mungkin karena ia tidak enak badan." jawab bu Ani menyiapkan sarapan Iska di nampan.
"Ajak turun dulu, kalau emang nggak kuat baru bawa makanannya ke atas." ucap pak Arman.
"Iya mas, aku ke kamar Iska dulu." ucap bu Ani yang segera ke atas.
