Jika saja Iska tak mendorong nya tadi, pasti Iska akan baik baik saja. Tapi jika Iska tak mendorong nya, pasti Bestie yang akan berada di dalam IGD saat ini. Bestie menyesali keceroboh an nya itu yang menyebab kan nyawa Iska terancam.
"Iska maaf kan aku, ini semua salah ku" lirih Bestie mengingat kejadian yang baru saja ia alami itu. Ya penyesalan selalu datang di akhir, bagaimana pun juga nasi sudah menjadi bubur. Jika saja ia bisa memutar waktu kembali, ia tak akan mengguna kan headset itu.
"Aku mohon bertahan lah Iska, Aku mohon" pinta Bestie dengan tulus mengingin kan Iska baik baik saja. Ia tak tahu lagi harus bagaimana jika Iska kenapa napa.
Tak lama kemudian pintu IGD terbuka, dan muncul lah dokter dan satu suster yang berbeda dri suster tadi.
"Dengan keluarga pasien" ucap Pak dokter itu menatap Bestie.