Semua yang di rasakan oleh Iska sekarang bercampur aduk, karena ia tak mengira bahwa Salafa sudah membantu keluarganya.
"Kayaknya itu benar Salafa, tapi apa maksudnya dengan membantu keluargaku tapi malah menjauhiku." bingung Iska saat duduk sendirian di kursi depan.
Riko ingin menghampiri Iska membawakan teh hangat, namun dia melihat Iska sedang bergumam sendiri merasa kebingungan.
"Kenapa bu Iska sendirian dan bergumam sendiri, apa dia masih memikirkan Salafa?" tanya Riko bingung.
"Apa aku tidak punya kesempatan untuk menggantikan Salafa di hati bu Iska?" batinnya bertanya.
Setelah di rasa tenang, kini Riko menghampiri Iska dan memberikan teh hangatnya.
"Maaf mengganggu bu Iska, ini teh hangat untuk ibu agar segera merasa baikan." ucap Riko ramah sambil meletakkan segelas teh hangat.
"Eh, kamu Riko. Iya, terima kasih ya." jawab Iska tersenyum ke arqh Riko.
"Bu Iska sedang ngapain, saya lihat dari tadi anda diam dan beberapa kali bergumam pelan?" tanya Riko penasaran.