"Tapi yah.." ucap Salafa.
"Sudahlah, ayo kita pulang dulu. Kau baru saja sampai, pasti sangat lelah." ucap pak Wiranto.
"Baiklah." jawab Salafa murung meninggalkan pusara sang ibu.
Sebagai anak tunggal satu-satunya dari keluarga Wiranto Wijaya ia di tuntut kuat dan harus mampu menghadapi semua permasalahan yang ada dihidupnya.
"Kau harus kuat, ini adalah ujian untuk kita sekeluarga." ucap pak Wiranto.
"Iya yah, Salafa akan mencoba kuat." jawab Salafa.
"Sekarang masuk ke kamarmu, istirahatlah dulu." ucap pak Wiranto.
"Baik." singkat Salafa berjalan masuk kamar.
Saat Salafa bersedih karena kehilangan sang ibu, di sisi lain Iska juga masih bersedih karena di tinggal Salafa.
"Kemana kamu sebenarnya?" tanya Iska.
"Kenapa kamu meninggalkan aku seperti ini, apakah aku ada salah padamu?" tangis Iska kini pecah.
"Kamu tega sekali meninggalkan aku Salafa." ucap Iska masih menangis.