Di taman Rumah Sakit duduk seorang laki-laki yang memandang lurus ke depan. Menatap kekosongan yang ia rasa kan.
Gelisah. Itu yang di rasa kan laki-laki ini, Salafa merasa gelisah setelah tadi melihat kebersamaan Iska dan Riko membuat nya menetes kan air mata nya.
Seorang Salafa yang di kenal cuek dan dingin itu meneteskan air mata nya untuk satu gadis. Gadis yang bisa melulu lantah kan hati seorang Salafa. Ya Iska gadis yang pernah mengisi kekosongan hati nya, dan sampai saat ini hanya dia yang bisa membuat hati seorang Salafa merasakan Sakit dan Cinta di waktu bersamaan.
"Kenapa?" pertanyaan bodoh yang Salafa lontar kan untuk diri nya sendiri. Salafa menertawai diri nya sendiri, meninggalkan seseorang yang mencintai nya dengan tulus. Yang selalu ada untuk nya kala ia bersedih.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, ia tak kan pernah bisa merubah keadaan tersebut dan harus menjalani kehidupan sekarang ini.