Salafa merogoh kantong celananya, mengambil uang senilai 20 ribu dan memberikannya.
"Ini pak, kembaliannya untuk bapak saja." ucap Iska dan langsung saja pergi.
"Terima kasih maas." teriak sang penjual bubur.
Setelah itu Salafa bergegas kembali ke ruang rawat bu Kartinah, sementara itu di sisi Riko ia sedang dihadapkan dengan banyak dokumen.
"Kenapa bisa sebanyak ini?" gumamnya sendiri.
"Tapi aku harus menyelesaikannya, karena bu Iska menyerahkan semuanya padaku." batin Riko menyemangati diri sendiri.
Tanpa sadar Riko sedang membayangkan Iska didepannya, membawakan segelas kopi untuk menemani kerjanya.
"Emmt bu Iska?" ucap Riko dengan mata berbinar.
"Riko, ini saya bawakan kopi." ucap Iska menyerahkan gelas kopi.
Riko tersenyum lebar menerima gelas kopi itu, ia sungguh senang karena perempuan idamannya ada di depannya.
"Seharusnya bu Iska tidak perlu repot begini, banyak office boy yang bisa saya mintai kopi." ucap Riko.