Ara tidak bisa menghentikan air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya semenjak papanya keluar dari ruang meeting di kantor ini. Semua sakit yang dulu membeku seakan kembali terbuka kembali saat Ara melihat kondisi papanya yang tidak baik.
Ara memang selalu menghindari pertemuannya dengan laki-laki cinta pertamanya itu. Dia selalu mendoktrin dirinya sendiri untuk tetap membenci seseorang bernama Adhitama tetapi setelah dia melihat sendiri kondisi papanya dan apa yang dilakukan oleh laki-laki itu di tempatnya saat ini membuat memori indah yang pernah ada terputar kembali.
"Kenapa rasanya masih sangat menyakitkan? Ini sudah lama dan sudah terkubur dalam tetapi saat melihat papa yang kembali menunjukkan dirinya, aku kembali merasakan sakit di hati ini." Tanya Ara pada dirinya sendiri.