Ara memeluk tubuh mamanya dengan sangat erat. Sepulang dari restoran, hati Ara semakin terasa sakit. Melihat papanya dengan kondisi saat ini sebenarnya Ara tidak tega tetapi Ara juga tidak ingin melihat mamanya terus menerus tersakiti.
"Ada apa? Ada sesuatu yang dikatakan oleh papa kamu tadi?" Tanya Intan dengan lembut.
"Ma, tadi papa meminta bantuanku untuk membujuk Mama agar Mama menarik kembali gugatan cerai yang sudah Mama ajukan." Jawab Ara dengan terisak.
"Terus kenapa kamu menangis? Kamu mau membantu papa kamu? Mama tidak akan menyalahkan kamu, Sayang. Hanya saja jika kamu melakukan hal itu, kamu harus siap-siap untuk kecewa karena mama tidak akan pernah melakukannya."
Ara menggelengkan kepalanya sambil mengusap kasar air mata yang membasahi pipi putihnya. Bukan itu yang membuat Ara menangis tetapi Ara malu melihat kelakuan orang tuanya yang seperti itu.