Desir angin menyeruak, mengibas rambut ikal Cantika yang terurai, tangannya pun mengaitkan rambutnya pada telinga yang menutupi pandangan matanya. Cantika berjalan di koridor kampus, tampak siswa lain sedang berlalu lalang. Dinginnya angin membuat kulit hitam manis milik Cantika terasa dingin, ia lipat kedua tangannya kedepan lalu di usap-usap lengannya, agar terasa sedikit hangat. Setelah hujan reda, angin masih setia, berhembus dengan kencang. Membuat semua orang yang berada di luar akan terasa begitu dingin.
Tiba-tiba saja, ada sesuatu yang menutupi bahunya, Cantika menoleh, ingin melihat siapa kah gerangan yang begitu perhatiannya saat dirinya sedang membutuhkan sesuatu yang bisa menghangatkan tubuhnya.
"Seno," ucap pelan Cantika, karena pria tampan yang begitu ia sukai sudah berlalu pergi, tanpa pamit, sama seperti saat dirinya memberikan jaket untuk tubuh Cantika, tanpa permisi. Cantika pun tersenyum, saat mengetahui ternyata Seno begitu perhatian padanya.