Lea masih terus meratapi kesedihannya, kejadian buruk yang ia harus alami, seolah hadir bertubi-tubi. Padahal, seingat dirinya tidak pernah berlaku jahat pada setiap orang yang dirinya kenal. Namun, mengapa sosok Ray, pria yang ia cintai justru tega menyakitinya berulang kali.
Kenapa saat Lea sudah merasakan hambar pada hubungan mereka, justru Ray terlihat begitu gencar mengejarnya kembali? memberikan harapan yang begitu besar, hingga a
lamaranpun di lakukan, tapi mengapa justru Ray tak hadir tepat di hari pernikahan mereka?
"Kenapa kamu begitu tega? padahal kamu tau, aku begitu mencintaimu, hingga saat ini. Walau kita tidak mungkin kembali bersatu." Lea membatin, merasa sesak di bagian dadanya. Entah sudah berapa kali Ray melukai hatinya.