Rumah yang begitu tenang dan damai, jauh dari kebisingan membuat Lea betah dan ingin terus berlama-lama mengistirahatkan tubuhnya, binar mata yang kini tengah terbuka dan sesekali ia buka dan tutup kembali kedua matanya, mengerjapkan matanya berulang-ulang, tetangga yang selalu berpapasan dengannya tersenyum ramah.
Lea kemudian tersadar akan dirinya, yang terbangun karena alarm pada gawainya, sengaja ia atur agar Lea tidak bangun kesiangan. Kaki jenjangnya ia turunkan dari kasur, menapaki lantai dengan perlahan, kemudian Lea membuka tirai jendela, silau matahari yang begitu menghangatkan hati dan dirinya.