Chereads / jodoh dari kampung / Chapter 17 - bebas

Chapter 17 - bebas

keesokannya aku pergi meninggalkan istana bunian untuk yang terakhir kali nya .aku langsung menuju rumah Anton karena Anton orang luar bunian satu satunya yang aku kenal dan yang pasti dia masih bujangan.walaupun baru sekali aku kerumahnya Anton aku sudah hafal dan kenal Medan jalan yang aku lewati, cuma saat berada di persis di rumah kosong peninggalan Belanda bulu kuduk ku merinding.

waktu itu sudah sore hampir mendekati magrib ketika aku sampai di rumah Anton.

ibu dan bapak Anton sibuk membereskan hasil panen pinang dan coklat nya hari ini.

"assalamualaikum Mak, pak "setelah aku turun dari motor kemudian menyalami kedua nya.

"eh nak Joni Anton nya belum pulang tapi kalau tak mampir kemana mana sebentar lagi juga sampai "kata pak Amir ayah Anton.

memang nya Anton kerja di mana pak tanya ku

dikampung bapak ,bikin gorong gorong kata Mak bedah

"duduk duduk dulu ,nak Jon mau apa kopi apa teh "kata Mak baedah

"teh aja Mak kemudian Mak baedah kedalam dan keluar membawa teh manis hangat dan goreng sukun

"silahkan nak Joni "kata Mak baedah

"sudah lama saya ga ketemu goreng sukun kata ku sambil melahap beberapa goreng sukun itu.

"kalau disini banyak sukun ,pinang dan Cokelat

"berapa pinang sekilo Mak tanya ku

"lima belas ribu lebih , sekali jual bisa lima puluh kilo lebih, coklatnya juga sama lumayan buat sehari hari dan buat bayar listrik kata Mak baedah asik melanjutkan kerjaannya

.

belum juga dingin air teh di gelasku Anton sudah pulang.

"sudah lama da jon , saya kira da jon sudah lupa Sama saya tak pernah lagi main kesini sudah hidup enak di lingkungan istana" kata anton

"jangan khawatir mulai sekarang aku sudah tak tinggal diistana lagi aku mau mencari orang tua angkat ku di bunian luar. patokannya sekolah dibelakang nya ada kuburan cina" kata ku.

"memang nya kenapa "tanya Anton heran

kemudian aku menceritakan semua rentetan kejadian Anton Mendengar semua yang aku katakan.

"aku mandi dulu ya Jon "kata Anton sambil membawa handuk dan perlengkapan mandi.

"kamu ikut mandi ga "kata Anton.

"ya "kataku yang kebetulan semenjak tadi belum mandi

aku dan Anton berjalan beriringan kebelakang rumah, rumah Anton cuma berjarak sepuluh meter dari kali kalau air nya lagi meluap Anton tinggal di loteng rumah nya.makanya rumah nenek Anton lantai nya agak tinggi .tempat mandi keluarga Anton berupa tepian berpasir yang tak terlalu dalam ,air nya jernih . tanpa sungkan Anton telanjang bulat didepan ku.dia cuma menutupi kemaluannya dengan telapak tangan nya lalu melompat keair.

"ayo mandi "kata Anton yang sudah berenang sambil tiduran di dalam air.

aku pun mengikuti cara anton mandi membuka baju ku tapi tak mau telanjang seperti Anton.aku masih risih makanya melompat pakai celana dalam saja.

"ayo buka semua celana nya "kata Anton

"ga apa apa sekalian di cuci "kata ku.

Air sungai nya sejuk sekali.

"kok banyak ikan nya "Anton kata ku

"itu ikan larangan milik istana bunian ga ada yang berani mengambil sekali tiga bulan juga sudah panen" kata Anton.

"pantas orang istana hidup nya serba ada rupanya semua nya hidangan yang lezat itu berasal dari penduduk bunian luar kataku dalam hati.

"ayo jangan lama lama mandi nya sungai ini ada ular tikar nya.dia mirip tikar pandan yang hanyut kalau kita dekati kita digulung sama dia "kata Anton dari mitosnya sering aku dengar tapi pernah melihat ular tikar itu secara langsung.

mendengar cerita Anton aku buru keluar dariair

Anton ketawa geli melihat kelakuanku.

"jangan lebay juga kali "kata Anton sudah selesai mandinya

"tunggu sebentar aku mau nyuci celana dalam dulu "kataku.

"trus malam kebelet gimana" kata ku

kresek terbang saja"kata Anton santai

"apa itu" kata ku

"masak itu saja harus aku jelaskan" kata Anton.

pantas ketika aku lewati kebun coklat tadi aku lihat kantong kresek warna warni berserakan

jorok sekali keluarga ini pikirku

"makanya kalau mandi biasakan BAB dulu" jawab Anton.

hari mulai gelap aku diajak makan sama keluarga Anton, setelah selesai makan

"jadi begini pak Uda Joni kesini mintak diantarkan mencari orang tua angkat nya.rencananya besok kami akan mencari alamat yang diberikan maha raja bunian.lokasinya sekolah SMP di belakang nya ada bukit disitu ada banyak kuburan cina "kata Anton.

"setahu ayah tempat nya lumayan jauh dari sini sudah masuk wilayah kota pasir putih, soalnya ayah pernah ikut proyek pengerjaan jalan lintas provinsi.disitu di puncak bukit kuburan cina itu ada kuburan keramat banyak orang yang datang kesana minta kesembuhan

aku sakit gigi waktu itu kambuh kambuhan .setelah kesana Alhamdulillah sampai sekarang tidak kambuh lagi "kata pak Amir memperlihatkan barisan gigi nya masih kuat dan rapi.

"kebetulan saja kali pak" kataku.

"ga tau juga , aku cuma datang sekali kesana itu pun diajak teman , ngomong ngomong tempat orang tua angkat yang ditunjuk Maharaja bunian termasuk wilayah kota.

tau sendiri biaya hidup dikota mahal. daripada jauh jauh tinggal di kota buat sementara waktu lebih baik tinggal disini bersama kita .

kami sangat senang Uda Joni jadi anak angkat kami ,biar disini jadi rame tau sendiri Anton kerja. adik satu satunya Pendi kerja kekota dia jarang pulang paling sebulan pulang dua kali habis itu

cuma kami berdua dua disini "kata ayah Anton.

"kalau ibu dan bapak serta Anton tak keberatan

saya mau tinggal disini kalau saya sudah kerja saya bayar bulanan deh ,ga enak numpang gratis di rumah orang kata ku.

"nak Joni tidak boleh ngomong begitu anggap kami sebagai keluarga sendiri tak boleh mikir macam macam.tempat tinggal ga usah bayar kalau makan apa yang kami makan itu juga yang kami berikan kepada anak Joni kata pak Munir menyakinkan.

setelah selesai makan

"keluar yok kerumah teman ku Tapi di situ orang-orang nya suka minum dan mabok kata Anton memberi tahu supaya aku tidak kaget nanti.

"ga apa apa" kata ku sebenarnya aku tak terlalu suka sama miras tapi rasa ingin tahu ku sangat tinggi makanya aku setuju.

"kita jalan pakai motor ku saja "kata Anton.

aku menurut saja setelah itu kami pamit sama kedua orang tua Anton.

aku di bonceng sama Anton pakai gl pro hitam milik nya

kami melewati Lapau uni mar yang tempat aku pertama kali kenal sama anton.lapau uni mar setiap hari selalu ramai sama anak muda yang main domino.

berapa jam kemudian kami memasuki kota pasir putih melewati jalan lurus kanan dan kiri hamparan sawah yang luas dan warung yang dimaksud Anton terletak dekat pertigaan dekat perkampungan penduduk cuma warung itu masih buka malam itu .

makin mendekati Lapau tuak itu makin keras juga suara musik yang ditingkah suara suara sumbang penyanyi nya.

"selamat malam om kata Anton kemudian Uda Roby mengecilkan suara musik nya

"kamu Anton aku kira polisi pakaian mu mirip Intel jadi kaget aku biasa nya kamu langsung masuk kesini pakai acara permisi lagi.

silahkan duduk" kata Roby.

"siapa yang bersama mu" tanya Uda Robi

"ini teman saya Uda Joni baru pindah dari kerajaan bunian jangan takut masih teman kita kok kemudian aku bersalaman sama Roby dan keempat temannya yang asyik ngobrol dan memainkan handphone nya.

"mana bos "tanya Anton.

"belum datang dia menidurkan bininya dulu baru kesini ,sudah lama tak kesini kemana saja kamu Anton aku kangen tanya Robi.

"tidak kemana mana masih sibunian luar ,mau main saya selalu ada kerjaan baru sempat sekarang , nomor handphoneku masih ada kan kata Anton.

"hapeku yang lama hilang ditempat kerja waktu lagi di cas pada hal tak ada orang lain yang masuk "kata Roby

paling orang dekat sini juga ngambil , ini simpan nomor handphone ku yang baru, kemudian anton share nomor nya ke HP Roby.

"sekarang proyek masih sering keluar daerah gak tanya Anton.

"semenjak Korona ini si bos mengambil kerjaan tidak berani yang jauh jauh dekat sini juga banyak cuma tukang nya saja yang kurang ,penerus tidak ada yang mati banyak jadi ilmu nya di dibawa mati, apa lagi anak jaman now tak mau susah pengen langsung dapat duit kata Roby menyangkan pada hal propesi tukang cukup menjanjikan

"ini warung apa tak ada jajan yang lain" kata ku menyela obrolan mereka makin serius

"cuma ada kacang dan minuman beralkohol, bukak nya juga ga lama dapat satu dua pelanggan itu juga sudah syukur" kata Roby.

didalam warung duduk seorang wanita tua umur enam puluhan sambil merokok sebatang ardath kesukaan nya tersenyum kearah ku ketika mata kami beradu pandang.

nenek itu sepertinya pemilik warung itu.

"itu siapa Roby" kata ku

"jablay "kata Roby setengah berbisik.

"apa iya jablay setua itu masih laku' kata ku

"dikasih nasi bungkus dia juga mau "kata Roby.

tak lama datang seorang lelaki tinggi besar rambut ikal mata belok perawakan nya persis orang ambon.

"uda das bos kita sudah datang "kata Roby sambil memberikan bangku kayu.

"besok ada proyek bos "tanya Anton kepada Uda das

"rezeki mah ada terus sekarang lagi mengerjakan rumah bertingkat dekat daerah sini mau ikut lagi aku lagi kurang orang ini" kata Uda das.

"da jon mau kerja bangunan "tanya Anton.

"gimana nanti aja "kata ku.

"jangan kelamaan mikir kalau ada yang nganggur kesini aja.kata bos mandor Uda das

"kasih air surga Mak wok biar besok kencang orang ini kerja "kata Uda das sambil mengeluarkan segepok duit ratusan ribu.

Mak wok membawa keluar satu krat minuman keras yang kata ku air neraka.

empat botol dibuka sekaligus kemudian dituangkan kedalam gelas buat tujuh orang termasuk kami .

"ayok bersulang "kata Uda das kemudian gelas kami beradu hingga terdengar dentingan.minuman ronde pertama habis kemudian Robi membuka lagi beberapa botol minuman lagi.kepalaku sudah pusing dan berat

"baru segitu teman mu sudah oleng Anton" cibir Uda Faisal salah satu kuli bangunan teman Anton.

"dia gak biasa minum "jawab Anton membelaku

"bilang dong dari tadi aku kira kamu sudah biasa" kemudian Uda Faisal masuk kedalam warung kembali membawa sesendok makan minyak sayur.

"ayo minum mumpung belum minum banyak biar gak mabok perjalanan kita masih panjang ini baru pemanasan" kata Uda Faisal.

pemanasan maksud nya kata ku

"lihat saja nanti "kata Uda Faisal.

aku meminum minyak sayur yang diberikan Uda paisal benar saja pusing kepalaku berangsur hilang.

kalau sudah ga kuat gelasnya dibalik saja biar ga di isi lagi kata Roby.

akhirnya aku menyerah.