kicauan burung dan sinar matahari yang masuk melalui celah tirai jendela kamar ruby membangun kan ruby dari mimpi indahnya.
"ah ini sudah pagi"
sambil melirik ke sebelahnya.
"kakak sudah bangun, ah sial, tetap saja aku di abaikannya walaupun tinggal dan bahkan tidur di ranjang yang sama dengannya setiap hari tapi aku tetap saja susah untuk menemuinya.
*****
ruby segera bangun dan menyiapkan makanan untuk mereka berdua, begitulah kehidupan ruby setiap hari. bangun tidur, dia akan menyiapkan sarapan dan membereskan mension bagian timur tempat mereka berdua tinggal, karena tidak pernah ada pelayan yang di sediakan untuk mereka. tapi ruby yang memiliki sifat yang supel, rajin dan ceria seakan menutupi kekosongan mension di sisi timur. sehingga tempat tinggal mereka selalu terlihat bersih dan cerah. mereka berdua hidup dengan tenang di mension Utara seolah olah mereka berdua di isolasi dari dunia luar.
selesai menyiapkan sarapan, ruby berencana menyusul aleska ke tempat latihannya. aleska akan berlatih setiap hari minggu saat libur sekolah, aleska akan menyibukan diri dengan latihan ilmu bela diri dan menembak. sehingga tidak ada anak di sekolah yang berani macam-macam dengan nya termasuk pelayan yang berkeliaran di sekitar mereka.
karena dia sudah seperti mesin pembunuh dengan keahlian yang di milikinya walupun di usia 13 tahun dan sikap dingin yang di pancarkannya kepada semua orang, dengan tatapannya saja bisa membuat orang merasa mereka membeku seketika.
ruby yang baru berusia 10 tahun berlari lari kecil dengan riang dan percaya diri untuk menyusul aleska ke tempat latihannya.
"kak wanda?"
"ah ruby, kau ingin aku jantungan?"
"apa yang kakak lakukan di sini? kakak selalu saja melihat kak aleska yang berlatih dari kejauhan."
"aku sangat mengagumi kepintaran dan kelihaian kak aleska dalam bertarung"
"tapi kenapa kakak setiap hari hanya berdiri di sini memperhatikan kak aleska ?"
"kamu tau aku sangat takut kepada ibu ku, dia tidak menyukai kalau aku mendekati kak aleska, tapi apa kamu tau apa yang membuatku lebih takut?"
"apa?"
"tentu saja kedinginan kakak mu itu, aku setiap hari mengikutinya tapi dia bersikap seolah tidak ada seorang manusia pun di sekitarnya ini sangat menakutkan, kadang aku merasa hampir mati berdiri dengan sikap dinginnya yang seperti gunung es.
ruby aku jadi penasaran akan satu hal?"
"apa?"
"apakah kamu tidak pernah merasakan di tercekik saat berada di sekitar kak aleska?"
"tentu saja pernah, dia sangat dingin dan menakutkan"
"tapi kenapa kamu tetap saja mengikutinya setiap hari?"
"karena akan lebih menakutkan kalau aku tidak bersamanya"
(karena ibu mu lebih seram. batin ruby)
"ahhh benarkah?"
wanda dengan bingung memikirkan jawaban dari ruby.
wanda yang merupakan anak kedua dari nyonya amanda dia terlihat selalu menempel pada aleska. walaupun aleska adalah kakak tiri nya tapi wanda tak pernag memperdulikan itu dan selalu mengikuti kemanapun aleska pergi walau seringkali dimarahi oleh ibunya.
terik matahari sudah mulai tinggi, keringat bercucuran di tubuh aleska yang dari pagi sudah latihan tembak di lapangan khusus di belakang mension mereka, aleska baru berusia 13 tahun tapi dia memiliki keahlian menembak yg setara dg seorang ahli, saat latihan terlihat wanda yang selalu memperhatikan kakak tirinya saat latihan karna dia sangat mengagumi aleska tapi hanya berani dari kejauhan, karna seringkali ibunya amanda memarahi dia kalau dia ketahuan berbicara dengan alaska. tapi wanda seakan akan tidak pernah jera dan sering mengintip dan bahkan ikut latihan dengan alaska, alaska yang dingin tidak pernah memperdulikan wanda yanh seringkali memperhatikannya.
aleska mengakhiri latihannya, dia segera pergi dari sana menuju mension Utara , di jalan kembali ke mension nya yang berada di sisi utara di melihat ruby yang berlari ke arahnya.
" kakak?"
panggil ruby kepada aleska
"kakak apakah kakak sudah selesai latihan?
aku sudah memasakkan kakak sarapan."
aleska hanya melewati ruby dan segera pergi mandi, aleska memang tidak pernah menghiraukan dan memperhatikan keberadaan ruby di sekitarnya. setiap hari aleska akan pergi ke sekolah dan latihan ilmu beladiri, menembak saat libur.
dan saat malam dia akan berdiam diri di perpustakaan kecil mension mereka di sisi utara.
tapi ruby tau bahwa diam diam aleska selalu melindunginya baik di rumah maupun di sekolah, buktinya saat dia berada di rumah walaupun banyak pelayan yang yang melihatnya dari jauh dan mengejek nya tapi tidak ada seorang pun pelayan yang berani datang mengganggunya. mereka hanya berbisik bisik dari jauah.
"kalian lihat? dia sangat sombong hanya karena memiliki seorang kakak seperti mesin pembunuh."
"benar, adik dan kakak sama saja, bahkan dia membunuh ibunya saat melahirkannya"
itulah ucapan dari para pelayan yang sering di dengar oleh ruby saat pelayan tersebut melewati mension mereka.
dia mengerti tidak ada seorang pun pelayan yang berani menyakitinya bukan karena menganggapnya anak majikan mereka tapi karena mereka takut kepada aleska, bahkan nyonya amanda sendiri juga tidak berani mengambil langkah gegabah untuk menyakiti mereka berdua.
dan saat di sekolah pun, saat ada anak anak nakal yang menjahilinya, maka siap siap lah saat pulang sekolah akan babak belur oleh aleska.
tapi saat pulang kerumah dan menemui ruby yang sudah pulang sekolah terlebih dahulu dia menunjukan seolah tidak terjadi sesuatu dan akan bersikap seolah olah dia tidak peduli kepada ruby.
saat besok pagi kembali ke sekolah semua anak anak yang menjahilinya kemaren akan datang ke sekolah dalam keadaan yang mengerikan dan babak belur.
dan mereka bahkan tidak berani lagi untuk mendekatinya. dia dan anak anak yang lain heran kenapa anak anak yang terkenal nakal itu seakan pagi ini ciut di hadapan gadis cantik bernama ruby ini, dan kejadian ini sudah pernah terjadi berulang ulang kali.
hingga suatu hari ruby pulang ke rumah dengan lemas dan tidak bersemangat karena saat di sekolah dia di jahili oleh beberapa anak di kelasnya.
di jalan pulang menuju mension mereka dari kejauhan dia seperti melihat seseorang yang dia kenal sedang berkelahi.
"bukan kah itu anak yang tadi siang menjahiliku?"
batin ruby.
benar itu adalah anak yang tadi siang menjahilinya di kantin padahal pemuda itu hanya mengajak nya makan tapi karna ruby tidak mau dan menghindar dia marah dan membuang makanan nya ke sisi lain meja dan pergi.
dia melihat siapa yang pemuda yang menghajar pemuda itu ternyata adalah kakaknya Aleska, dia takut dan bingung kenapa kakaknya berkelahi dengan pemuda yang tidak di kenal itu yang juga kebetulan ingin menganggunya tadi siang di kantin.
ruby segera berlari pulang dan memutuskan untuk menunggu Aleska di rumah, tapi saat pulang alaska selalu terlihat seperti biasnya.
ruby bingung apakah dia akan menanyakan tentang yang di lihat nya saat pulang sekolah tadi atau tidak.
akhirnya ruby hanya diam dan dia berniat besok mencari masalah lagi dan melihat reaksi kakaknya apakah aleska membelanya atau hanya kebetulan juga aleska memiliki masalah dengan pemuda tadi.