Chereads / Fall in love with my sister / Chapter 5 - 005 perasaan aleska

Chapter 5 - 005 perasaan aleska

akhir nya ruby pergi mencari aleska karena dia bosan duduk sendirian di mension dan berencana akan ikut latihan bersama kakaknya.

saat sampai dilihatnya kakak nya yang lagi latihan menembak jarak dekat dan dia menghampirinya.

"kakak boleh kah aku juga ikut berlatih?"

"tidak"

"kenapa?"

"karna kau begitu merepotkan"

"ah kakak ayolah"

*****

ruby tidak mendengarkan kakak nya dan mengambil pistol lain yang terletak di atas meja tidak jauh dari aleska berdiri saat latihan.

ruby yang sudah mendapatkan pistolnya mulai menembak sasaran yang ada beberapa meter di depanya, saat menembakan pelurunya ruby tidak mengenai satu un papan target.

"ah kakak ternyata pistol ini sangat berat."

aleska melirik ke arahnya.

untuk ukuran dirinya memang pistol itu akan sangat berat,

aleska heran melihatnya dan berkata

" kenapa kau begitu tidak mau mendengarkan apa kata ku?"

" kenapa kakak juga tidak membiarkan aku untuk ikut berlatih bersama kakak".

" karena kau tidak akan bisa, lihat mengangkat pistolnya saja kamu tidak kuat."

"segera letakkan pistolnya itu sangat bahaya."

aleska bicara sambil berjalan pergi meninggal kan area latihan.

ruby dengan kesal langsung meletakan pistolnya dan ikut pergi.

melihat aleska yang pergi Wanda yang memperhatiakan mereka berdua dari jauh datang menghampiri ruby.

"gadis kecil apakah kau adik kecil aleska yang melegenda itu?"

ruby menoleh

"siapa kamu? apa maksud perkataan mu?"

ucap ruby dengan wajah kesal menatap ke arah wanda yang datang dengan tiba tiba entah dari mana.

"udah lah, jangan terlalu di pikirkan" ucap wanda acuh sambil kembali mencari kemana arah aleska pergi.

ruby yang melihat ini langsung dengan kesal berkata.

apakah kamu datang ingin mengganggu aku dan kak aleska?"

"hahaha siapa anak gila yang akan merani melawan kakak mu"

"apa maksud mu?"

"aku wanda, aku sangat mengagumi kak aleska, dan aku tau kau selama ini ingin memanfaatkan aleska untuk melindungi mu kan"

"bagaimana kau tau? , tapi itu tidak sepenuhnya benar."

"oh benarkah? terserah kau saja, aku akan memberitahumu, kalau kakak mu sangat berani, beberapa malam yang lalu dia datang menemui ibuku langsung dan dengan berani mengancam ibu ku." ucap wanda acuh sambil meninggalkan ruby yang masih berdiri mematung dengan wajah kebingungan mencerna apa yang di katakan oleh wanda barusan.

***

seiring bertambahnya usia mereka tapi tidak ada yang berubah, ruby tetap saja selalu bergelayutan pada aleska, dan sering tidur di ranjang nya.

tampa disadari aleska juga mulai bergantung akan kehadiran ruby yang selalu berada di sisinya, dia mulai terbiasa karena ruby selalu berada di sisinya dengan tingkah konyol dan cerobohnya.

waktu terus berlalu, ruby perlahan mulai tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik.

saat menatap ruby yang selalu mengikutinya kemana mana, aleska tidak sadar ke arah mana perasaanya berkembang, dan dia tidak terlalu memikirkannya terlalu jauh yang penting ruby selalu di sisi nya,

dia teringat saat dia menemui amanda beberapa bulan yang lalu,

*flashback aleska 2

amanda berbicara padanya bahwa dia sudah mempersiapkan calon suami untuk ruby.

"bagaimana menurut mu?"

aleska terdiam, dia samasekali tidak setuju dengan amanda

"tidak nyonya aku tidak akan membiarkan kamu melakukan pernikahan politik untuk mengendalikan adik ku."

"hahahaha kalau kamu ingin melindungi adikmu dengan baik sebelum pertarungan perebutan kekuasan pecah, lebih baik serah kan dia kepada keluarga yang bisa melindunginya, sekaligus memberikan dukungan kepadamu. bukan kah itu adalah pilihan terbaik dan sekaligus akan memberikan keuntungkan untuk mu"

"aku tidak bodoh, kamu tidak akan pernah melakukan apapun secara cuma cuma"

"hahaha sesuai dugaan ku, kamu sangat pintar,"

"jangan coba coba untuk menganggu adik ku, apa lagi dengan alasan untuk melindunginya, kamu lebih tau, kalau aku lebih mampu dari siapapun."

ancam aleska dengan mengeluarkan aura yang mengerikan.

walaupun aleska masih 15 tahun tapi dia bisa mengintimidasi seorang amanda yang sangat kejam.

amanda begitu marah karena diremehkan oleh anak kecil tepat di hadapan wajahnya,

aleska langsung pergi meninggalkan nyonya amanda yang terpaku berdiri di tempatnya karena menahan amarah.

"aleska tunggu"

aleska menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang

"aku akan memafkan mu karena berani melawan perintah ku. tapi aku akan memberikan kalian beberapa orang pelayan dan satu orang kepala urusan rumah tangga."

"apakah kau berniat untuk memata mataiku"

"hahaha aleska, apakah kau mendapatkan kelicikan ini dari ayah mu atau ibu mu? hahahah.... kau begitu menakutkan untuk ukuran bocah seperti mu"

ucap amanda dengan nada sedikit bergetar, entah ini karena menahan amarah atau dia merasa sedikit takut untuk berurusan dengan anak laki laki di hadapan nya ini. karena dia selalu dengan mudah membantah dan mengetahui semua taktik yang di miliki amanda di lengan bajunya.

"nyonya tidak usah bertele tele, aku akan pergi, semua pelayan itu terserah kepadamu,kau ingin mengirimnya atau tidak. karena itu tidak akan menjadi hambatan untuk ku"

aleska dengan remeh pergi meninggalkan nyonya amanda yang terkenal begitu kejam, bahkan untuk mencapai tujuanya amanda bersedia membunuh seluruh keluarganya.

sebenarnya aleska ingin menolak pelayan dari nyonya amanda, tapi di terbayang wajah ruby yang penuh keringat kelelahan membersihkan dan merawat mension sendiri bahkan juga memasakkan makanan untuk mereka berdua, jadi dia tidak menolak.

melihat aleska pergi dengan begitu acuh, tubuh amanda benar benar bergetar karena menghadapi bocah laki laki itu.

kenapa dia tidak menolak dengan keras seperti sebelumnya? sekarang bahkan dia tampak tidak peduli jika aku ingin memberikan pelayan kepada mereka saat dia mengetahui dengan sangat jelas jika pelayan itu aku kirim untuk memata-matai mereka berdua. apakah dia terlalu menganggap remeh diri ku? pikir amanda dengan sangat kesal melihat kepergian aleska dengan acuh meninggalnya di tengah mension luas yang sangat sepi dan dingin itu.

"dasar bocah sialan, aku akan menghancurkan mu , walaupun aku kesulitan untuk menyentuh mu saat ini, tapi adik sialan yang kau lindungi itu akan berada dalam genggaman ku, dan mari kita lihat nanti siapa yang akan menang." teriak amanda dengan sangat kencang memecah kesunyian mension itu.

***

saat pagi hari di sekolah ruby.

ruby yang saat ini mulai beranjak dewasa mulai memancarkan kecantikannya, tapi tidak ada seorang pun yang berani mengganggunya, karena semua orang tau, kalau menganggu ruby sama halnya dengan membangunkan macan tidur.

tapi pagi ini ada pemuda yang datang ingin berbicara dengannya, dia berusia 17 tahun dua tahun lebih tua dari aleska, kulitnya sedikit lebih putih dari aleska dan memiliki tinggi yang sama, dia adalah anak pertama dari keluarga carlyss.

dia datang ingin berbicara kepada ruby apa yang terjadi kepada adiknya waktu itu,

"apakah kamu ruby?"

"ya saya adalah ruby, apakah kamu mengenalku?"

"oh kenalkan saya adalah carllo, boleh kah saya bertanya kepadamu ruby?"

"ya silahkan."

"apakah kamu mengenal rice?"

"hmm bisa di bilang begitu kemaren siang kami bertemu di kantin."

"hmm benarkah?, saat saya pulang ke rumah saya sudah melihat rice babak belur."

saat itu carllo ingin sekali menanyakan kepada ruby kenapa adiknya di hajar oleh aleska kakaknya ruby. tapi dia meredam ke inginnan nya ini. saat melihat wajah polos ruby dia merasa dekat dengan gadis ini dan tampang nya yang rapuh sekaligus menawan membuat orang merasa ingin melindunginya dan tidak ingin menyakiti perasaanya.

karena ini carllo menghentikan niat nya unruk bertanya kepada ruby.

saat bersamaan aleska melihat mereka berdua berbicara di sudut suatu ruangan dengan akrab dan tidak biasanya ruby mau berbicara pada orang asing apalagi ini adalah seorang pemuda asing.

aleska merasakan dadanya panas melihat ruby bicara sambil tersenyum kepada pemuda di depannya, entah apa yang mereka berdua bicarakan.

" kakak kenapa kamu seperti orang yang sedang mengintip?"

aleska kegagapan karena kehadiran wanda yang datang entah dari mana mengejutkannya.

"diam kamu wanda"

"kakak kenapa kamu memperhatikan ruby yang sedang bicara dengan carllo? apakah kakak cemburu?"

entah apa yang ada di otak wanda sampai dia bisa mengeluarkan kata seperti itu untuk meledek kakak nya.

sementara wanda tidak memperhatikan perkataanya, aleska malah kepikiran dengan perkataan wanda? apakah dia benar cemburu, tapi itu tidak mungkin ruby adalah adiknya.