"Ya sudah, kalau gitu kamu boleh keluar dari ruangan ini," ucap laki-laki itu mempersilakan gadis tersebut keluar dari ruangannya. Beliau duduk di kursinya kemudian lanjut untuk fokus pada pekerjaannya, Clara melebarkan kedua matanya dan terkejut dengan apa yang dikatakan oleh pria tersebut, bagaimana bisa dia mempersilakan gadis itu untuk keluar begitu saja.
Padahal gadis itu sudah menyingkirkan gengsinya hanya untuk datang ke tempat ini dan meminta maaf atas perbuatannya yang tidak sopan kemarin. Tapi tanggapan laki-laki itu tidak menyenangkan untuknya, Juan seperti sedang mengusirnya dengan mengatakan kalimat seperti itu. Tentu saja Clara tidak menerima diperlakukan seperti itu oleh Juan.
Sementara di luar Meggie tetap menguping pembicaraan mereka di dalam. Gadis itu sudah memasang telinganya erat-erat, namun tidak ada yang terdengar di tempatnya berdiri. "Ah, gimana sih? Gue kepo banget apa yang dibicarain sama mereka berdua. Kenapa gak kedengeran sih?!" kesal wanita itu, karena ia tidak mendapatkan apapun wanita itu pun pergi dari sana.
"Maksud Pak Juan apa?" tanya Mira mulai emosi. Gadis itu mendekat ke arah laki- laki itu dengan emosi.
"Bukanya sudah jelas?" jawab Dika yang sebenarnya itu bukanlah jawaban.
"Kamu boleh pergi dari sini, permintaan maaf kamu diterima."
Mendengar apa yang dikatakan oleh Juan Clara semakin emosi. "Kalau permintaan maaf saya di terima, apa Pak Juan tahu atas dasar apa saya meminta maaf?"
"Tidak." Jawaban singkat itu membuat Clara tambah emosi, bisa-bisanya laki-laki itu mengatakan hal tersebut tanpa mengeluarkan ekspresi apa pun. Padahal Clara sudah berjuang untuk bersikap merasa bersalah padanya agar naskahnya bisa diterima di penerbit ini.
"Mungkin saya tidak tahu apa kesalahan kamu yang membuat kamu datang ke tempat ini, tapi kamu datang ke ruangan saya seenaknya dan berbuat seenaknya, itu sudah dianggap sebagai bentuk kesalahan dan saya menganggap kamu meminta maaf atas hal itu," ucap Juan pada gadis itu. Kini laki-laki itu menatap Clara dengan tatapan serius. "Jadi, itulah kenapa saya mengatakan permintaan maaf kamu diterima.'
Di cap sebagai gadis yang tidak punya sopan santun membuat Clara merasa rendah. Gadis itu ingin sekali mengamuk dan menghancurkan barang-barang yang ada di sini namun ia memilih untuk diam dan meninggalkan ruangan tersebut. Tujuannya datang ke ruangan ini adaah untuk memberikan impresion baik pada Juan yang merupakan pemilik dari penerbit ini, namun pria tersebut malah membuatnya kesal. Jika Clara berulah lagi, bisa-bisa naskahnya auto tidak lolos. Maka dari itu, gadis tersebut memilih untuk meninggalkan ruangan tersebut daripada masalah keduanya menjadi panjang.
Sementara itu, Meggie yang berusaha mendengar percakapan yang ada di dalam ruangan itu pun menghentikan aksinya melihat seorang wanita paruh baya melangkahkan kakinya menuju ruangan yang ada di hadapannya. Ia pun segera pergi dari sana karena wanita yang datang itu adalah Ibu dari atasannya.
Dengan emosi yang memuncak Clara melangkahkan kakinya menuju pintu. Gadis itu hendak keluar dari ruangan Juan, namun baru saja ia membuka pintu seseorang berdiri di hadapannya.
"Kamu?" ucap wanita yang mengejutkan Clara.
Juan yang melihatnya ikut terkejut melihatnya.
Ibunya tiba-tiba saja datang ke tempat ini.
Clara melebarkan kedua matanya, ia sangat-sangat terkejut dengan wanita yang berdiri di hadapannya. Di—dia ada di sini ...
"Ibu! Kenapa gak bilang kalau mau ke sini?" tanya Juan pada sang Ibu. Ia mengatakan hal itu juga sebagai bentuk klarifikasi bahwa dirinya tidak tahu bahwa wanita itu akan datang ke ruangannya. "Biasanya Ibu selalu menghubungi saja, kenapa tiba-tiba sekali?"
"Saya mau menanyakan tentang hubungan kamu dengan gadis ini, kebetulan sekali dia ada di sini," ucap wanita tersebut melihat keberadaan Clara di ruangan anaknya. Wanita itu pun menyuruh gadis itu masuk kembali ke ruangan Juan untuk membicarakan sesuatu dengannya. Clara yang awalnya ingin keluar pun tidak jadi, entah kenapa gadis itu nurut saja disuruh oleh wanita ini.
Kira-kira, apa ya yang mau dibicarakan oleh Ibu Juan? Tanya Clara dalam hati.
*****
"Juan, sesuai janji saya, kamu akan saya berhentikan untuk dijodohkan dengan Rere."
Ibu Juan duduk di hadapan anaknya dan gadis yang diakui sebagai kekasih dari laki-laki itu.
"Tapi, saya harus memastikan kalau kalian benar-benar memiliki hubungan cinta," lanjut wanita itu menagih bukti bahwa Juan dan Clara memang memiliki sebuah hubungan khusus.
Juan dan Clara saling tatap, mereka tidak tahu apa yang dimaksud oleh wanita itu. Bukti? Apakah itu diperlukan? Clara dan Juan bukanlah sepasang kekasih, tentu saja mereka tidak memiliki sesuatu yang bisa dijadikan bukti. Ini terlalu tiba-tiba.
"Oh, saya tahu!" seru Clara memiliki ide. Juan dan Ibunya menatap gadis itu yang mengeluarkan ponselnya dan mencari sesuatu pada alat komunikasi tersebut. Tak lama, Clara menunjukkan sebuah artikel yang menggosipkan tentang Juan yang mengatakan dirinya telah memiliki kekasih dan itu pun yang membuatnya akun-akun gosip yang belum mengetahui bagaimana kebenarannya.
Juan dan sang ibu menatap layar ponsel tersebut dan berkata, "apa itu? Sebuah artikel?"
Clara mengangguk. "Iya, ini artikel di mana Pak Juan mengatakan dirinya telah memiliki kekasih."
"Dan orang yang dia maksud itu saya." Dengan sangat percaya diri Clara mengatakannya.