"Evelyn!!" teriak Liana putus asa.
"Adian!! Dasar pengecut!!" teriak Liana lagi masih dengan nada putus asa.
Hahaha!
Adian tertawa tak terkendali kemudian dia bersuara, "Aku? Pengecut? Terimakasih atas pujianmu, tapi mau kau panggil aku apa, tujuanku akhirnya tercapai." kata Adian dengan nada bangga.
"Selamat tinggal, Pe.cun.dang!!" kata Adian lagi menyeringai, pria licik itu mengeja kata pencundang untuk menghina ke empat orang yang menatapnya dengan tajam.
"Apa tidak ada sesuatu yang bisa kita lakukan??" ujar Cecilia kepada Kevin dengan nada cemas, wajahnya tak kalah cemas dan juga pucat.
"Aku tidak tahu." jawab Kevin menggelengkan kepalanya dengan pelan.
Ketika retakan ruang itu sudah terbuka sempurna dan semua orang menampilkan ekspresi putus asa, semua orang sedih dan putus asa kecuali satu orang tentu saja, Adian.
Baik Liana, Arthur, Cecilia maupun Kevin berharap akan ada keajaiban yang bisa menghalangi rencana Adian untuk berjalan dengan lancar.