Setengah jam kemudian, Natasya mendengar pintu apartemen terbuka.
Hanya Noah yang merupakan pemilik apartemen yang bisa membuka pintu.
"Noah? Apakah itu kamu?" Natasya menjulurkan kepalanya keluar dari pintu kamar tidurnya dan mendengarkan dengan seksama langkah kaki itu.
"Saya pulang." Itu suara serak Noah. Tetapi setelah mendengarkan lebih seksama, Natasya mendengar dua jenis langkah kaki yang sangat berbeda.
Noah berjalan dengan mantap dan ringan. Langkah kaki lainnya tidak hanya berat tetapi juga lambat dan disengaja, seperti orang yang berniat buruk.
"Apakah kamu bersama seseorang?" Natasya selalu sensitif. Karena karier Noah selalu disertai bahaya, dia memutuskan untuk waspada. Perlahan dan hati-hati, dia menutup pintu kamarnya dan menunggu di baliknya.
Kali ini, Noah berhenti bukannya menjawab. Langkah kaki yang berat mulai mendekati kamar tidurnya. Natasya merasakan bulu-bulu halus di belakang lehernya berdiri.