"benar-benar terjebak. ungkap Inara dalam kesendiriannya.
tiba-tiba pemberitahuan pesan pun datang.
" Hi Inara.
Inara yang saat itu berpikir keras.
" balas nggk ya? balas nggk ya? kata inara.
dalam pikiran nya jika dia tidak membalas pesan itu dia akan sangat tidak enak dengan pak Ichal yang beberapa kali mengirim pesan sapaan untuk nya.
pada akhirnya tanpa berpikir panjang lagi Inara pun membalas pesan pak Ichal melalaui watshap.
" iya pak Ichal, ada yang bisa saya bantu?
(dengan bahasa yang sedikit formal).
pak Ichal pun membalas.
" Inara kalau boleh jujur, sudah lama saya selalu memperhatikan Inara dan saya sebenarnya menaruh perasaan suka terhadap Inara.
dengan perasaan tidak karuan Inara membalas lagi pesan tersebut.
" maaf pak sebelumnya, kalau Inara lancang. bukankah bapak sudah beristri?
pak Ichal pun menjawab pertanyaan Inara tersebut.
" iya Inara memang betul saya sudah beristri, tapi apa salah saya menginginkan kebahagiaan dan rasa hormat?
jawab Inara lagi
" maksud bapak?
" iya Inara, perbedaan status antara saya dengan istri saya lah yang membuat ketidak nyamanan dalam rumah tangga kami, istri yang selalu sibuk sendiri tidak memperhatikan suami lebih mementingkan karir dan juga saya minder dalam hal status sosial dimana istri saya jauh di atas saya Inara .
Inara semakin bingung di sisi lain Inara kasian dan turut prihatin dengan apa yang dikatakan pak Ichal di sisi lain Inara merasa chatingan ini kurang pantas apalagi membahas masalah rumah tangga orang.
namun berkali - kali pesan dari pak Ichal datang.
"Inara? memanggil berkali - kali.
merasa terdesak dan harus membalas chatingan tersebut inarapun bertanya lagi
" yang sabar ya pak. saya turut prihatin.
dengan rasa penasaran Inara menulis pesan lanjutan.
" pak, lalu kenapa bapak bisa menyukai saya? apa yang bapak suka dari saya?
pak ichal pun menjawab pesan Inara dengan cepat.
" karena menurut saya kamu adalah paket lengkap sebagai seorang istri sudah cantik, baik, solehah dan pintar.
Inara merasa jawaban pak Ichal terlalu berlebihan seperti sedang menggombal, karena Inara penasaran dia pun membalas pesan pak Ichal dengan pertanyaan lagi.
" kenapa bapak bisa tau saya cantik? dikarenakan wajah saya tertutupi oleh cadar?
pak Ichal langsung menjawab
" dari tangan mu Inara yang putih juga bersih.
Membaca balasan pesan pak Ichal seperti itu, Inara pun merasa sedikit ilfil dan enggan untuk melanjutkan chatingan tersebut.
Ya Allah.... apa ini? aku benar-benar tidak mengerti ternyata wanita benar-benar gudang maksiat, tangan yang sudah aku tutupi dengan lengan jubah panjang ku pun masih mengundang kemaksiatan bagi yang melihatnya.
aku harus apa ya Allah... tanya Inara dalam hati dengan merasa sangat- sangat bersalah.
" ampuni hamba ya Allah... jauhkan lah hamba dari pandangan dan niat tidak baik orang di luar sana.
bisa - bisanya orang menilai kecantikan ku hanya dengan melihat tangan dan kulit ku saja? ungkap Inara sedikit shok.
Inara menyudahi chatingan tersebut tanpa membalas pesan pak Ichal. karena menurut Inara ini tidak lah baik.
"seburuk apapun sikap istri dia tetaplah istrinya.... ujar Inara.
sedikitpun Inara tidak merasa senang akan pujian yang selalu di lontarkan pak Ichal.
menurut Inara dia tidak berhak mendapatkan pujian apapun dari seseorang yang bahkan itu adalah suami orang lain.